BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Surplus ini tercatat naik dari Agustus 2024 yang sebesar US$2,78 miliar. 

Pria Ngamuk di Kantor BI Riau usai Uang Logamnya Ditolak, Begini Aturan Penukarannya!

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. 

"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," ujar Denny dalam keterangannya, Rabu, 16 Oktober 2024. 

Ingin Tukar Uang Logam, Seorang Pria Mengklaim Ditolak Karyawan BI Kepri dan Malah Disarankan Dibuang Uangnya
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Denny menjelaskan, kenaikan surplus neraca perdagangan terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan non migas

Kolaborasi PLN IP dan BI Perluas Pemanfaatan Limbah Uang Kertas untuk Bahan Bakar PLTU

Neraca perdagangan non migas September 2024 mencatat surplus sebesar US$4,62 miliar, yang mana ditopang oleh ekspor non migas yang tetap kuat mencapai US$20,91 miliar. 

Adapun kinerja positif ekspor non migas tersebut didukung oleh ekspor produk manufaktur dan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti besi dan baja, bahan bakar mineral (batu bara), serta nikel. 

Berdasarkan negara tujuan, ekspor non migas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. 

Sedangkan defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun mencapai US$1,36 miliar pada September 2024, yang sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dari penurunan ekspor migas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya