Jokowi Andalkan Pusat Riset Genomik Pertanian Genjot Produksi Pangan di Tengah Perubahan Iklim

[dok. YouTube Sekretariat Presiden]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan lonjakan pada produktivitas pertanian nasional. Terutama pada sejumlah bahan pangan seperti misalnya kopi, padi, kentang, bawang merah, dan bawang putih.

Tingkatkan Energi Terbarukan di Desa, Pertamina Bangun PLTS Dukung Kelompok Tani di Indramayu

Hal itu diutarakan Presiden saat meresmikan Pusat Riset Genomik Pertanian di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

"Saya mengapresiasi dan menghargai dibukanya Pusat Riset Genomik Pertanian ini, agar produksi kita per hektare harus naik," kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 16 Oktober 2024.

Sekjen Gerindra: Sekaliber Pak Jokowi Kalau Bersedia Bergabung Kehormatan Besar, Itu Kekuatan

"Baik itu kemenyan, kopi, padi, kentang, bawang merah dan bawang putih, semua per hektare-nya harus naik. Karena kita memiliki pusat riset yang sangat baik di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara ini," ujarnya.

Turunnya produksi hasil pertanian secara global diakui Jokowi merupakan salah satu sebab dari adanya perubahan iklim, yang sangat nyata dirasakan dampaknya dan berkaitan dengan udara panas di semua negara.

Kata Bahlil soal Kans Jokowi Dapat Jabatan Khusus di Golkar

Ilustrasi perubahan iklim.

Photo :
  • Anadolu Ajansi

"Perubahan cuaca dan iklim yang tidak jelas dan tidak pasti, menyebabkan produksi pangan di hampir semua negara turun. Dan ketakutan dunia adalah nantinya terjadi krisis pangan," kata Jokowi.

Terlebih, Jokowi juga mengakui bahwa riset-riset mengenai pangan dan hortikultura di Tanah Air, masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Contohnya untuk produksi kopi nasional yang hanya 2-2,3 ton per hektare, sementara di negara lain sudah mencapai 8-9 ton per hektare.

Lahan pertanian.

Photo :
  • Dok. Istimewa

"Artinya, bibit, benih unggul yang kita miliki kalah dari mereka. Padi juga sama, per hektare kita baru 5,2 ton, negara lain bisa sampai 7 ton, artinya riset di sini kita masih kalah dengan negara lain," kata Jokowi.

Karenanya, Presiden pun meminta seluruh pihak terkait untuk menjalin kerja sama dengan siapa pun atau negara mana pun, untuk bisa mendapatkan benih dan bibit unggul semacam itu.

"Sehingga produktivitas produksi padi dan bahan pangan bisa meningkat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya