Inflasi di Kota Padang Alami Tren Penurunan
- VIVA/Adi Suparman.
Padang, VIVA – Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Andree Algamar menyebut bahwa Inflasi di wilayahnya menunjukkan tren penurunan, pada September 2024 secara years to years (YoY) dengan angka 1,28 persen.
Meski demikian kata Andree Algamar, ia tetap menginstruksikan seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Padang untuk terus melakukan monitoring dan memantau harga komoditas, terutama saat terjadi kenaikan.
"Inflasi terjadi karena kenaikan harga barang. Inflasi di Kota Padang selama tiga bulan selalu mengalami penurunan YoY. Perlu kita waspadai apabila terjadi inflasi terus menerus, juga tidak baik bagi perkembangan perekonomian di Kota Padang," kata Andree Algamar, Selasa 22 Oktober 2024.
Ia berharap, dengan adanya High Level Meetin TPID yang kemarin mengundang sejumlah praktisi dan akademisi, mampu memperoleh strategi yang tepat dalam mengendalikan inflasi. Terlebih saat transisi pemerintahan.
"Kita sudah melaksanakan berbagai aksi dalam pengendalian inflasi. Salah satunya penguatan cadangan pangan pemerintah, yang telah didistribusikan sebanyak 111,98 persen hingga Oktober 2024,"ujar Andreaa.
Pemko Padang kata Andree, juga sudah melaksanakan gerakan pangan murah (GPM) dalam mengurangi gejolak harga komoditas pangan. Lalu, melaksanakan pementasan dan pengawasan secara continue terhadap ketersediaan dan pasokan pangan di pasar dan distributor pangan yang dilakukan sekali seminggu.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang, Alfianto menjelaskan bahwa penurunan inflasi di Kota Padang terjadi saat Juli 2024, secara YoY dengan angka 2,11 persen. Pada Agustus 2024 tercatat 1,94 persen, sedangkan September 1,28 persen.
"Komoditas yang dominan pemicu inflasi di Kota Padang yaitu makanan, minuman dan tembakau. Sementara kelompok pemicu deflasi yang paling besar yaitu makanan dan minuman. Mudah-mudahan kita tetap bisa mempertahankan ekonomi Kota Padang," tutupnya.