Jelang Lebaran, OJK Prediksi Utang Pinjol hingga Paylater Masyarakat Bakal Melonjak

Ilustrasi Fitur PayLater dari Traveloka.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya, Agusman memprediksi, bakal terjadi peningkatan pinjaman daring (pindar) atau pinjol serta paylater jelang momentum Lebaran 2025.

5 Trik Hindari Debt Collector Usai Ajukan Pinjaman Online, Catat Baik-baik!

"Diperkirakan terjadi peningkatan permintaan pembiayaan BNPL (Buy Now Pay Later) oleh PP (perusahaan pembiayaan) dan Pindar menjelang lebaran tahun ini, namun diharapkan akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan NPF ke depan," kata Agusman dalam keterangannya, Sabtu, 8 Maret 2025.

Ilustrasi pinjaman online (pinjol).

Photo :
  • Istimewa
OJK Minta Pekerja Migran Waspadai Modus Penipuan, Investasi Ilegal, hingga Love Scamming

Tercatat, pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan meningkat 41,9 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 7,12 triliun pada Januari 2025, dengan NPF gross sebesar 3,37 persen, dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 37,6 persen (yoy).

Untuk industri fintech lending alias pinjol sendiri, outstanding pembiayaan di Januari 2025 tumbuh 29,94 persen (yoy) dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 29,14 persen (yoy), dengan nominal sebesar Rp 78,50 triliun.

OJK Resmi Cabut Izin Usaha BPRS Gebu Prima di Sumatera Utara

"Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52 persen," ujar Agusman.

OJK mencatat, jelang Lebaran tahun lalu, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan menguat sebesar 31,45 persen (yoy) pada April 2024, dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 23,90 persen.

Sementara, pembiayaan industri Pinjol menguat sebesar 24,16 persen (yoy), dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 21,85 persen (yoy).

Agus mengatakan, pertumbuhan kinerja Pinjol dan BNPL yang didukung dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang masih terjaga stabil tersebut, menunjukkan masih tingginya demand/permintaan masyarakat.

"Hal itu seiring dengan peningkatan transaksi digital antara lain pembelian produk melalui e-commerce," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya