RI Siap Pasok Nikel untuk Baterai EV VinFast, Anindya Bakrie Pede Bakal Buka Banyak Lapangan Kerja
- VIVA.co.id/Arianti Widya
Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast, terutama dalam hal penyediaan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik VinFast tersebut.
Hal itu diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam forum 'Vietnam-Indonesia High-Level Business Dialogue' yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menilai, ajakan kerja sama yang telah diungkapkan oleh Menteri Airlangga itu merupakan langkah strategis dalam menjalin sinergi industri dengan Vietnam, terutama dalam hal produksi baterai kendaraan listrik.
"Tadi Pak Menko Airlangga menyampaikan bahwa bukan saja untuk hasil ujungnya, yaitu mobilnya, tapi (Vietnam) juga diajak untuk sama-sama membuat baterai atau bahan pembuat baterai, karena kita mempunyai sumber daya alamnya kayak nikel itu," kata Anindya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 10 Maret 2025.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Dia meyakini, nantinya peluang investasi di Indonesia ataupun di Vietnam juga akan semakin berkembang ke depannya. Hal itu setidaknya dapat dilihat dari investasi GoTo di Vietnam serta investasi perusahaan taxi asal Vietnam, Xanh SM, yang kini sudah resmi beroperasi di Indonesia.
"Ini contoh yang bagus dan bisa resiprokal. Seperti kayak GoTo udah di sana, dan di sini juga ada taksi (Xanh SM). Kemudian tadi untuk bus juga saya rasa ke depan peluangnya masih besar sekali," ujarnya.
Ketika ditanya sebesar apa peluang kerja yang bisa diciptakan dari kerja sama antara Indonesia dengan Vietnam ini, Anindya menegaskan bahwa potensi pembukaan lapangan kerjanya sangat besar sekali. Sebab, Dia meyakini bahwa aspek perdagangan dan investasi yang dijalin antarkedua negara, akan bisa menciptakan jenis turunan lapangan kerja yang lebih variatif lagi ke depannya.
SPKLU V-Green untuk mobil listrik VinFast
- Vinfast
"Saya rasa besar sekali, karena kan lapangan kerja yang kita butuhkan sekarang ini datang dari investasi dan perdagangan. Kalau perdagangan terus dibuka dari US$16 miliar jadi US$18 miliar dan lain-lain, maka tentu akan semakin banyak turunan lapangan kerjanya dan tentunya investasi di Indonesia," kata Anindya.
"Tapi kita juga melihat Vietnam ini produktifitasnya tinggi, dan ease of doing business-nya baik. Jadi ini justru bisa memacu kita untuk juga bersaing secara positif, tapi tidak melupakan kolaborasi antara dua negara yang ujungnya sama-sama ingin keluar dari middle income country," ujarnya.