Anindya Bakrie Pede Investasi Rusia di RI Bakal Meningkat, Salah Satu Potensinya di Sektor Migas
- Dok. PHE
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie berharap, penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kadin Indonesia dan Perusahaan Pengembangan Timur Jauh dan Arktik (FEADC) hari ini, juga akan mampu meningkatkan investasi Rusia ke Tanah Air. Tentunya, hal ini akan membantu meningkatkan perdagangan antara Indonesia-Rusia, .
Anindya menyampaikan itu usai melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kadin Indonesia dan Perusahaan Pengembangan Timur Jauh dan Arktik alias Far East and Arctic Development Corporation (FEADC), tentang Kerja sama Perdagangan, Ekonomi, dan Investasi Indonesia-Rusia.
Menurutnya, upaya peningkatan investasi Rusia ke Indonesia itu juga menjadi sangat penting untuk difokuskan oleh pemerintah. Mengingat bahwa saat ini merupakan tahun yang penuh ujian dengan adanya berbagai macam dinamisme dalam perekonomian dunia.
"Sehingga kalau kita bisa meningkatkan perdagangan dan bersamaan kita juga bisa meningkatkan investasi Rusia di Indonesia, ini sangat besar," kata Anindya dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 15 April 2025.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 15 April 2025
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Dia mengatakan bahwa ada pula pembahasan mengenai rencana investasi Rusia di Tanah Air, khususnya dalam sektor migas. Informasi itu diakui Anindya didapatkan dari pembicaraannya bersama Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, yang kebetulan duduk di sebelahnya saat acara tersebut.
"Tadi dibicarakan beberapa proyek migas, kebetulan saya duduk di sebelah Direktur Utama Pertamina, Pak Simon. Saya lihat juga upaya mereka untuk fokus di bidang migas ini di Indonesia. Karena mereka memang sangat besar ya, terutama di minyak dan gas juga tentunya," ujarnya.
Karenanya, Anindya meyakini bahwa saat ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan berbagai negara termasuk Rusia. Karena selain bisa mengembangkan pasar sebagai alternatif tujuan ekspor, hal itu juga bisa meningkatkan hubungan baik antara Indonesia-Rusia.
"Jadi saya lihat ini merupakan suatu momen yang bagus dalam era seperti ini, dimana kita terus mencari alternatif market. Apalagi alternatif market yang sudah punya sejarah panjang dengan kita, dan kita masih punya ruang untuk bisa menyeimbangkan perdagangan (dengan Rusia)," ujarnya.
"Jadi melalui kerja sama ini, kita mau meningkatkan jumlah lifting minyak dan tujuan lainnya yakni untuk menghilangkan atau memperkecil subsidi," ujarnya.