Perdagangan Lintas Negara Meningkat, Showroom Impor Jadi Jembatan Baru Pelaku Usaha Lokal

Ilustrasi ekspor impor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Minat masyarakat terhadap perdagangan lintas negara, khususnya di sektor ritel dan konsumer, terus mengalami peningkatan. Banyak pelaku usaha lokal yang mulai melirik peluang impor untuk memperkaya portofolio produk mereka. 

Taiwan Bongkar Operasi “Front Persatuan” Tiongkok di Dunia Kampus

Meningkatnya kebutuhan akan keterbukaan informasi dan akses langsung terhadap barang impor, mendorong hadirnya berbagai inisiatif baru untuk menjembatani pelaku usaha dengan pasar luar negeri, khususnya China.

Salah satunya, perusahaan jasa ekspor-impor Pasticuan, menghadirkan showroom produk impor di kawasan Bekasi. Showroom ini menampilkan contoh produk dari 18 kategori komoditas impor, seperti fashion, produk kecantikan, peralatan rumah tangga, jam tangan, kamera dan aksesori fotografi, hingga aksesori teknologi informasi (IT).

Tensions in Southeast Asia Rise Amidst China’s Assertiveness

Setiap kategori mencakup ribuan SKU yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan pasar lokal masing-masing buyer. “Untuk komoditas di sektor teknologi informasi (TI), kami bisa mendukung para buyer yang ingin mendirikan perusahaan IT dengan brand milik sendiri, termasuk dalam hal pengadaan produk dan sistem pendukung usaha,” ujar CEO Pasticuan(dot)co(dot)id, Amal Burga Saputra di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 28 April 2025.

China Guncang Dunia: Luncurkan Superkomputer Luar Angkasa, AS Sudah Ketinggalan Jauh

Adanya showroom ini, calon buyer dapat melihat langsung kualitas barang sebelum melakukan pembelian. “Banyak calon buyer ragu untuk impor karena tidak bisa melihat barang secara langsung. Lewat showroom ini, kami ingin membangun kepercayaan dan memberikan pengalaman yang lebih nyata,” ujarnya.

Sebelum proses impor, calon buyer akan mendapatkan sesi konsultasi khusus bersama tim perusahaan . Pada sesi ini, selain memperoleh sampel produk, buyer juga menerima lima daftar harga (pricelist) dari komoditas yang diminati. 

Pricelist tersebut disertai perbandingan harga antara supplier China dan marketplace Indonesia. Sebagai perusahaan jasa ekspor-impor yang terintegrasi dengan trading company di Yiwu, Zhejiang, China, salah satu pusat grosir terbesar dunia, perusahaan ini mengaku memiliki jaringan ribuan supplier dan pabrik yang telah dikurasi. 

Selain itu, perusahaan tersebut juga menawarkan 22 layanan support bisnis gratis senilai Rp50 juta untuk pembelian barang impor, dan hingga Rp70 juta untuk pelaku ekspor, yang meliputi pelatihan bisnis, pendampingan digital marketing, serta akses ke ekosistem pemasaran digital.

Upaya-upaya tersebut, dinilai sejalan dengan tren membangun ekosistem perdagangan yang lebih inklusif. Infrastruktur fisik berupa showroom diharapkan dapat memperkuat kepercayaan para pelaku usaha lokal dan membuka akses lebih luas terhadap potensi pasar luar negeri, terutama China.

“Sekarang ini impor bukan lagi milik segelintir orang. Semua orang bisa memulai, asal tahu caranya. Di sinilah kami hadir untuk membantu membuka jalan itu,” pungkas Amal Burga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya