Survei BI Ungkap Penyaluran Kredit Kuartal I-2025 Melambat

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Jakarta, VIVA – Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal I-2025 melambat dibandingkan kuartal IV-2025. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kuartal I-2025 sebesar 55,07 persen, lebih rendah dari 97,90 persen pada kuartal sebelumnya.

Berhasil Transformasi Ekosistem Dagang, Khofifah Jadikan Ekonomi Jatim Terbaik

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, meski demikian penyaluran kredit baru pada kuartal I-2025 tetap tumbuh positif.

"Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru kuartal I-2025 sebesar 55,07 persen," ujar Denny dalam keterangannya Senin, 28 April 2025.

Dedi Mulyadi Puji Kejagung Tersangkakan Dirut Sritex Usai Selewengkan Kredit Bank BJB

Denny menjelaskan, pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut didorong oleh seluruh jenis kredit. Selanjutnya, pada kuartal IIp2025, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,99 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim
BI Sebut Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$800 Juta pada Kuartal I-2025

Standar penyaluran kredit pada kuartal I-2025 diindikasikan lebih longgar dibandingkan kuartal IV-2024, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar 1,32. 

"Kebijakan penyaluran kredit diindikasikan lebih longgar, antara lain pada aspek agunan," jelasnya.

Ke depan, pelonggaran standar penyaluran kredit diprakirakan berlanjut pada kuartal II -2025, dengan ILS negatif sebesar 1,39. Aspek kebijakan penyaluran kredit juga diprakirakan lebih longgar, antara lain berasal dari suku bunga kredit dan persyaratan administrasi.

Hasil survei menunjukkan responden memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 terus tumbuh. Kondisi tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya