Jadi Produsen Pupuk Terbesar ke-6 Dunia, RI Siap Pacu Ketahanan Pangan dan Jaga Stok Regional

[Humas PT Pupuk Indonesia (Persero)]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menyerukan pentingnya upaya memperkuat kolaborasi lintas negara, untuk menjawab sejumlah tantangan global seperti krisis pangan global, disrupsi rantai pasok, dan perubahan iklim.

Panen Raya Jagung Hibrida di Cianjur, Bukti Kolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan

Dia mengatakan, dengan posisi Pupuk Indonesia yang saat ini merupakan produsen pupuk terbesar ke-6 di dunia, hal itu membuat Indonesia memiliki tanggung jawab strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional sekaligus memastikan stabilitas pasokan pupuk secara regional.

"Ketahanan pangan nasional dan regional hanya dapat dicapai bila rantai pasoknya stabil dan kita memiliki visi bersama," kata Rahmad dalam keterangannya, Selasa, 29 April 2025.

Daftar Harga Pangan 20 Mei 2025: Bawang hingga Telur Ayam Naik

Sebagai pemimpin pasar di Asia Pasifik dan Timur Tengah-Afrika Utara, Rahmad memastikan bahwa Pupuk Indonesia bakal memperjuangkan visinya untuk menjadi perusahaan agrosolusi dan petrokimia terintegrasi berkelas dunia. Saat ini, Pupuk Indonesia telah mengoperasikan 5 kawasan industri pupuk dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 9,4 juta ton urea dan 4 juta ton NPK.

"Yang tidak hanya menopang ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang hilirisasi petrokimia dalam negeri," ujar Rahmad. 

BULOG Berkomitmen Menjadi Mitra Utama Koperasi Desa Merah Putih

Karenanya, Dia pun menegaskan bahwa Pupuk Indonesia akan terus memperkuat ketahanan pasokan melalui perluasan kemitraan strategis di tingkat regional dan global, sekaligus mengakselerasi pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri.

Upaya ini diarahkan untuk menjaga fedstock security, serta menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pupuk bagi petani guna mendorong produktivitas pertanian secara menyeluruh.

Komitmen tersebut turut diwujudkan melalui program modernisasi industri, di antaranya revitalisasi Pabrik Pusri IIIB dan revamping pabrik Amonia PKT II yang bertujuan meningkatkan efisiensi energi dan kapasitas produksi.

Selain itu, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat, menjadi langkah konkret memperkuat distribusi pupuk di wilayah timur Indonesia.

"Revitalisasi ini bukan sekadar soal efisiensi. Ini adalah cara kami menjaga keterjangkauan harga pupuk dan menyesuaikan kapasitas produksi dengan pertumbuhan kebutuhan pangan Indonesia yang terus meningkat. Ketahanan pangan butuh dukungan dari sisi hulu secara konsisten dan berkelanjutan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya