RI Masih Impor Hijab dari China, Gubernur BI: di Tasikmalaya Banyak

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyinggung terkait Indonesia yang masih melakukan impor hijab dari China. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan muslim terbesar di dunia.

BI Bantah Terbitkan Rupiah Edisi HUT RI ke-80

Perry mulanya mengatakan, BI memiliki tiga jurus untuk mendorong ekonomi keuangan syariah. Pertama, mendorong industri perbankan berbasis syariah.

“Alhamdulillah kita dirikan BSI (Bank Syariah Indonesia). One of the biggest perbankan di Indonesia. Tapi mari bersama kita, perbanyak penumpangnya (nasabah syariah),” ujar Perry dalam agenda Sarasehan Ekonom Islam Indonesia, Kamis, 15 Mei 2025.

Gubernur BI Lantik Dua Pejabat Baru di Kantor Pusat

Jurus kedua, adalah dengan membangun jaringan dengan para Kiai untuk mendorong pembiayaan keuangan syariah. Menurutnya, BI masuk memberikan kewirausahaan bagi pondok pesantren. Hal ini di antaranya dengan mendorong produksi pangan dari pondok pesantren, mendorong fesyen hijab dari pondok pesantren yang kemudian bisa di ekspor dan diperkenalkan ke luar negeri.

Kapal yang membawa barang-barang ekspor dan peti kemas China. (Foto ilustrasi)

Photo :
Indonesia’s Legal Readiness Tested Amid South China Sea Geopolitical Shifts

Perry pun menyoroti Indonesia yang masih melakukan impor hijab dari China. Padahal sebagai negara muslim, kebutuhan hijab bisa dipenuhi dari dalam negeri.

"Mosok kita hijab impor dari China, di Tasikmalaya banyak. Di mana-mana pun juga banyak, Dan produk-produk makanan. UMKM wastra ((tekstil dan produk tekstil) adalah fokus yang utama kita,” jelasnya.

Ketiga, literasi keuangan syariah dengan mengadakan festival ekonomi syariah di tiga wilayah dalam negeri dan juga internasional setiap tahunnya.

Sumber: YouTube Setpres RI

Prabowo Puji Rusia-China Setinggi Langit: Mereka Tak Pernah Punya Standar Ganda!

Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan negara Rusia dan China tidak pernah memiliki standar ganda.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2025