Bapanas Pastikan Ketersediaan Pangan Utama Aman hingga Akhir 2025

Ilustrasi Harga Pangan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, VIVA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan tiga komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, dan daging lembu dalam kondisi aman dan cukup pada tahun 2025.

DPR Beri Catatan Kritis ke Pemerintah soal Dampak Kebijakan Impor Sapi Hidup

"Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025," ujar Arief dalam keterangannya Sabtu, 17 Mei 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi

Photo :
  • Dok. Bapanas
Prabowo Pamer Capaian Pangan hingga Berantas Korupsi di Forum Ekonomi Rusia

Arief mengatakan, evaluasi dilakukan secara rutin dan menyeluruh terhadap neraca ketersediaan dan kebutuhan masing-masing komoditas sebagai dasar penyesuaian kebijakan pangan nasional.

Untuk komoditas beras, stok akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 10,23 juta ton. Produksi beras nasional Januari–Juni 2025 mengalami surplus 3,33 juta ton, meningkat 128 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga dengan CBP sebesar 3 juta ton, bisa dipastikan situasi perberasan nasional dalam kondisi baik.

Daftar Harga Pangan 20 Juni 2025: Bawang hingga Cabai Rawit Merah Naik

“Namun, tantangan seperti rendemen gabah rendah (50,45%) dan kadar air tinggi (29,40%) masih perlu diatasi dengan edukasi panen baik dan penambahan fasilitas pascapanen,” jelasnya.

Adapun ketersediaan daging lembu, baik sapi maupun kerbau, diproyeksikan sebesar 1,11 juta ton, dengan kebutuhan nasional 766,9 ribu ton. Stok akhir tahun mencapai 345 ribu ton. 

Pemerintah juga telah menugaskan pengurangan impor 100 ribu ton daging beku, digantikan dengan pengadaan 184 ribu sapi bakalan hidup untuk mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan.

Sementara jagung, proyeksi ketersediaan hingga akhir tahun mencapai 20,48 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan 14,85 juta ton. Stok akhir 2025 diperkirakan sebesar 5,63 juta ton. Meski demikian, pemerintah terus menyerap dan berusaha untuk menjaga harga jagung  sesuai harga acuan Rp 5.500/kg.

Adapun realisasi impor jagung industri untuk bahan baku makanan, minuman, dan pembuatan gluten serta sweetner baru mencapai 350 ribu ton (385) dari total PI 900 ribu ton.

"Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya," imbuh Arief.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya