Bahlil Bakal Groundbreaking Proyek Ekosistem EV Senilai Rp 114 Triliun di Maluku Utara
- Antara
Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya bakal menggelar groundbreaking proyek ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) senilai US$7 miliar, atau sekitar Rp 114 triliun (asumsi kurs Rp 16.300 per dolar AS).
Dia mengatakan, groundbreaking proyek besar di Halmahera Timur, Maluku Utara itu rencananya akan dilakukan pada sekitar pekan ketiga Juni 2025.
"Bulan Juni kita akan bikin groundbreaking pertama untuk investasi sekitar US$6-US$7 miliar, pada ekosistem baterai mobil pertama di dunia dari hulu ke hilir," kata Bahlil, dikutip Rabu, 4 Juni 2025.
Ilustrasi pengisian baterai mobil listrik.
- Paultan
Dia mengklaim bahwa megaproyek ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir itu merupakan yang pertama ada di seluruh dunia.
Bahkan, Bahlil mengaku jika sejumlah negara Uni Eropa juga sudah melobi pemerintah Indonesia, supaya pabrik sel baterai dari ekosistem EV itu bisa dibangun di dekat pabrik EV mereka.
"Kalau begitu, silahkan kalian bangun baterai sel, tetapi prekursor katoda di negara kami, tetap di kami, kami kirim ke kalian. Supaya ada win-win gitu loh," ujar Bahlil.
Mengenai kapan rencana itu akan dilakukan, Bahlil menargetkan bahwa pada pekan ketiga Juni 2025, proyek yang meliputi smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) hingga pabrik baterai sel itu sudah akan bisa di-groundbreaking oleh pihaknya
Namun, Dia masih belum merinci terkait detil proyek di Halmahera Timur itu, utamanya perihal siapa saja konsorsium yang terlibat bahkan hingga nama dari proyek yang akan diresmikan tersebut.
"Ekosistem yang terintegrasi di satu tempat itu mulai bulan Juni, mungkin minggu ketiga Juni. Dari Smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai sel di Maluku Utara, Kabupaten Haltim," ujarnya.