Petronas PHK 5.000 Karyawan hingga Bekukan Rekrutmen dan Promosi Jabatan Imbas Anjloknya Laba

Petronas
Sumber :
  • The Straits Times

Kuala Lumpur, VIVA – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan besar global masih terus bergulir. Giliran Petroliam Nasional atau Petronas, yang diterpa pemangkasan tenaga kerja sebagai langkah strategis perusahaan.

Cetak Laba Rp 113 Miliar, Panin Sekuritas Guyur Dividen di Bulan Juli

Presiden dan CEO Petronas Tengku Muhammad Taufik Aziz mengumumkan rencana pemangkasan tersebut pada Kamis, 5 Juni 2025. Perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia akan memangkas sekitar 10 persen atau 5.000 karyawan. 

Dikutip The Straits Times pada Selasa, 10 Juni 2025, PHK massal dilakukan sebagai dalam rangka restrukturisasi perusahaan. Keputusan untuk merampingkan jumlah tenaga kerja karena pihaknya perlu guna memastikan kelangsungan hidup perusahan dalam beberapa dekade mendatang.

Bukukan Laba 2024 Sebesar Rp15,5 Miliar, BPKH Limited Bidik Ekspansi Perkuat Investasi Ekosistem Haji

Selain itu, PHK massal dilakukan untuk memperbaiki laba di tengah situasi yang menantang. Petronas berupaya mengurangi biaya operasional akibat turunnya harga minyak mentah serta volatilitas pasar yang menekan keuntungan. 

Ilustrasi PHK.

Photo :
  • vstory
Energi Mega Persada Bukukan Laba Bersih US$75 Juta pada 2024

Laba Petronas anjlok 32 persen pada tahun 2024 setelah pada tahun sebelumnya juga merosot sebesar 21 persen. Tantangan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun ini seiring harga minyak mentah Brent yang terus merosot.

Bos Petronas mengungkap, perusahaan akan membekukan promosi jabatan dan perekrutan hingga Desember 2026. Berdasarkan data dari situs resmi, perusahaan memiliki hampir 50.000 karyawan. 

Melansir FreeMalaysiaToday, pekerja yang terdampak PHK akan diberitahu secara bertahap. Proses PHK akan berlangsung mulai tahun depan. 

Dalam kesempatan tersebut, Tengku Taufik membantah pemberitaan Petronas akan menjual bisnisnya di Kanada. Ia menegaskan lini bisnis di negara bagian Amerika Serikat justru sangat penting.

"Kanada sangat penting bagi ambisi kami untuk mempertahankan posisi kami di sektor gas alam cair," ujar Tengku Taufik yang dilansir dari ChannelNewsAsia Internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya