Anindya Bakrie: Pertambangan Jangan Hanya Dikuasai Segelintir Orang, Harus Bermanfaat Secara Luas

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di Gedung Smesco, Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Juni 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, buka suara soal masalah pertambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Dia menegaskan, sektor pertambangan di Tanah Air tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok tertentu.

Anindya Bakrie Sebut 80% Tarif Ekspor RI ke Uni Eropa Bakal Dihapus via IEU-CEPA

Menurutnya, aktivitas tambang harus dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, karena sektor ini bisa menjadi sumber ekonomi berkelanjutan ke depannya.

"Pertambangan ini jangan hanya dikuasai oleh segelintir orang, tetapi harus bisa dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat," kata Anindya di Gedung Smesco, kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Juni 2025.

Pemerintah Bisa Gandeng Belanda Bangun Giant Sea Wall, Anindya Bakrie: Mereka Ahlinya

PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk.

Photo :
  • Gag nikel

Dia menambahkan, apabila aktivitas pertambangan tetap dilakukan di Raja Ampat, maka aspek pengolahan seperti pembangunan smelter menurutnya harus direncanakan di lokasi yang tepat. Namun, langkah utama yang harus dilakukan saat ini adalah meninjau ulang proyek tersebut, sambil menenangkan situasi agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.

Anindya Bakrie Pede Misi Ekonomi RI-Belanda Bakal Dongkrak Perdagangan Lebih dari US$4,2 Miliar

"Cooling down dulu. Tata ulang semuanya agar aktivitas ekonomi tetap berjalan, tetapi sisi pariwisata dan lingkungan juga tetap terjaga," ujar Anindya.

Anindya pun mendorong pemerintah dan para pelaku usaha sektor pertambangan, untuk melakukan penataan yang lebih baik. Antara lain mencakup pengelolaan yang terencana, pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), serta pemikiran matang terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

Selain itu, Anindya juga menekankan pentingnya keteraturan dalam jumlah produksi, hingga ke tahap pengolahan dan hilirisasi.

"Ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembenahan terhadap pengelolaan tambang di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya