Kinerja Penjualan Eceran April 2025 Turun Usai Ramadhan dan Lebaran
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, kinerja penjualan eceran pada April 2025 mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Penurunan tercatat sebesar 5,1 persen secara month to month (mtm), dan 0,3 persen year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan hal ini tercermin dari penurunan Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 sebesar 235,5 dari Maret 2025 yang sebesar 248,3, serta dari April 2024 yang sebesar 236,3.
"Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 terkontraksi sebesar 5,1 persen mtm, dipengaruhi oleh penurunan mayoritas kelompok barang seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-periode Ramadan dan HBKN Idul Fitri," ujar Denny dalam keterangannya, Jumat, 13 Juni 2025.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Denny menjelaskan, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor tercatat tumbuh sebesar 3,1 persen mtm, menopang kinerja penjualan eceran April 2025.
Sementara itu, kelompok barang lainnya tercatat kontraksi yang mana terdalam pada subkelompok sandang. Kemudian diikuti kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, peralatan informasi dan komunikasi suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.
Adapun pada Mei 2025, penjualan eceran diprakirakan mengalami peningkatan kinerja baik secara tahunan dan bulanan. IPR Mei 2025 diprakirakan sebesar 234,0, atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,6 persen yoy, meningkat dari kontraksi 0,3 persen yoy pada April 2025.
Peningkatan penjualan tersebut terutama didorong oleh kelompok barang budaya dan rekreasi, makanan, minuman, dan tembakau, dan subkelompok sandang. Sementara itu, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, dan suku cadang dan aksesori diprakirakan tetap tumbuh meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Lebih lanjut, responden memprakirakan penjualan eceran pada Juli dan Oktober 2025 meningkat. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Juli dan Oktober 2025 masing-masing tercatat sebesar 145,8 dan 149,3, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya masing-masing sebesar 125,5 dan 137,1.
“Responden menginformasikan peningkatan IEP Juli 2025 didorong oleh meningkatnya permintaan saat puncak musim libur sekolah dan mid season sale yang jatuh pada Juni-Juli sehingga retailer menerapkan strategi potongan harga. Sementara itu, peningkatan IEP Oktober 2025 didukung perkiraan kelancaran distribusi,” jelasnya.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2025 diprakirakan menurun. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober 2025 masing-masing tercatat sebesar 141,9 dan 144,5, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,
“Responden menginformasikan penurunan IEH Juli dan Oktober 2025 didukung ketersediaan barang yang cukup,” paparnya.