HIPMI Desak Perbankan Turunkan Bunga Kredit

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVAnews - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendesak kalangan perbankan segera menurunkan tingkat suku bunga kredit. Hal itu dilakukan menyusul langkah Bank Indonesia (BI) yang telah menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dari level 6,75 persen menjadi 6,5 persen.

"Kami sangat mendukung langkah BI menurunkan BI rate. Kini tinggal rekan-rekan perbankan yang harus ikut menurunkan suku bunga kreditnya," kata Ketua HIPMI, Erwin Aksa, dalam siaran pers yang diterima oleh VIVAnews.com, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2011.

Menurut Erwin, perbankan merupakan ujung tombak dalam menghadapi ancaman krisis. Bila kredit dari perbankan melambat maka sektor usaha lain juga akan terkena dampak negatifnya.

Sandra Dewi Bisa Terhindar dari Kasus Korupsi Suami? Pengacara Beberkan Perjanjian Pisah Harta!

Selain itu, perbankan harus berani untuk menurunkan bunga kredit karena selain membantu bergeraknya sektor riil, penurunan bunga kredit sesungguhnya memperingan para pengusaha dan mengurangi risiko kredit macet.

Erwin menjelaskan, selama ini bunga kredit yang diterima para pengusaha masih berkisar antara 15 persen sampai 20 persen per tahun. Tingkat suku bunga tersebut tergolong mahal mengingat biaya dana (cost of fund) hanya sekitar 6 persen.

"Idealnya bunga kredit ke pengusaha bisa ditekan hingga 10 persen sampai 12 persen," ujarnya.

Menurut Erwin, ketergantungan bank terhadap bunga kredit sebetulnya tidak lagi dominan. Hal tersebut terlihat pada pendapatan non operasional perbankan nasional dimana sampai Juli lalu sudah mencapai Rp89,9 triliun, meningkat 50,5 persen dibanding Juli 2010 sebesar Rp59,7 triliun.

Kenali Perbedaan Karakter 3 Mobil Listrik Wuling

Oleh karena itu, kata Erwin, sudah sewajarnya apabila bunga tersebut diturunkan. Erwin menambahkan, dengan kondisi makro ekonomi yang cukup kokoh, perbankan seharusnya lebih berani untuk memberikan kredit ke sektor usaha.

Apalagi dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta, pasar dalam negeri masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi. “Perbankan jangan hanya agresif membiayai kredit konsumer. Kalau sektor usahanya tidak berjalan, kredit konsumer juga akan berpotensi macet,” ungkap Erwin. (adi)

Foto Ilustrasi Penganiayaan. Sumber Merdeka.com

Pelajar SMP Bandung Tewas Dianiaya 2 Temannya, Dipukul Botton Stick di Bagian Belakang Kepala

Seorang pelajar SMP di Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat berusia 17 tahun tewas dianiaya dua teman sekolahnya. Kedua pelaku berinisial GDH (15) dan AJ (17)

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024