PAN: Presiden Seolah Menutupi Kondisi Ekonomi Indonesia

Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Yandri Susanto menilai, Presiden Joko Widodo seolah terlihat santai menghadapi krisis ekonomi yang sudah mengancam Indonesia. Ditambah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah dan telah mencapai Rp14.000.

Ia tak terlihat langkah strategis dan serius untuk menangani persoalan keterpurukan ekonomi Indonesia tersebut.

"Ini tidak kelihatan di Jokowi maupun menterinya. Senyum-senyum saja. PHK (pemutusan hubungan kerja) sudah banyak," katanya di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2015.

Menurut dia, sikap seperti itu justru menimbulkan kecurigaan adanya masalah di internal pemerintah.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
"Menurut saya ada semacam ketidakkejujuran dari pemerintah. Ada kesan yang ditutup-tutupi dari masalah ini," ujarnya menambahkan.

PAN Minta Warga Surabaya Rela Lepas Risma ke DKI
Anggota Komisi II DPR RI ini menilai, langkah Presiden mengumpulkan para pengusaha pada Senin belum tentu sebagai solusi yang tepat.

Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
"Kalau hanya formalitas dan tak ada kebijakan yang menggigit (tepat serta efektif dan efisien) buat apa. Kalau sekedar kumpul-kumpul dan tidak ada action (aksi nyata), ya, buat apa," katanya.

Yandri membandingkan dengan era sebelumnya, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadapi krisis ekonomi tahun 2008. SBY sebagai Kepala Negara langsung pasang badan sehingga tidak terjadi kegaduhan seperti sekarang.

"Waktu itu di dalam krisis. Walau pun tidak begitu kelihatan. Tidak gonjang-ganjing seperti sekarang. Tapi saat itu bisa diredam. Ambil bagian masing-masing punya tanggung jawab penuh. SBY dengan perbankan, ekonom, politikus, menguraikan bagus. Dia betul-betul sistematis. Tidak buang badan. Tidak menyalahkan pihak lain."

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya