SKK Migas: Penerimaan Tahun Ini di Bawah Target

Petugas dan Relawan Kerja Keras Bersihkan Tumpahan Minyak di Pantai California
Sumber :
  • REUTERS / Lucy Nicholson

VIVA.co.id - Satuan Kerja Khusus Unit Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, penerimaan negara sebesar US$12,45 miliar per 4 Desember 2015. Capaian ini berada di bawah target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sebesar US$13,81 miliar.

"Yang kurang menggembirakan adalah kontribusi kita buat negara. Yang tadinya estimasi kami di APBNP 2015 sebesar US$14,99 miliar atau hampir US$15 miliar kurang sedikit dan RKAP yang sebesar US$13,81 miliar. Ternyata capaiannya di US$12,45 miliar atau 90,1 persen dari RKAP," kata Kepala Hubungan Masyarakat SKK Migas, Elan Biantoro di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu malam, 19 Desember 2015.

Beredar Kabar, Kepala SKK Migas Akan Diganti

Elan mengatakan, penyebabnya adalah rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak dunia saat ini berada di bawah US$40 per barel. Harga minyak dunia per 14 Desember 2015 tercatat sebesar U$36,31 per barel. Sementara, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar US$49,7 per barel atau 83,8 persen dari RKAP yang sebesar US$59,29 per barel dan harga rata-rata gas sebesar US$6,88 per MMBTU atau 97,4 persen dari asumsi RKAP yang sebesar US$7,07 per MMBTU.

"Kontrol utama tidak tercapainya lifting adalah harga ICP dan harga gas yang hanya sebesar US$6,88 per MMBTU," kata dia.

Menurut data SKK Migas, hingga 4 Desember 2015, lifting minyak dan gas bumi tercatat sebesar 1.981,46 million barrel oil equivalent per day (MBOPED). Angka ini terdiri atas lifting minyak tercatat sebesar 787,51 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas sebesar 6.924,94 BBTUD. Realisasi lifting minyak 95 persen dari target RKAP yang seebsar 828,47 ribu bph. Sedangkan realisasi lifting gas di atas target RKAP, yaitu 104,4 persen dari target RKAP yang sebesar 6.631,48 per BBTUD.

Sementara itu, biaya produksi yang dikembalikan oleh negara (cost recovery), bisa ditekan. Anggaran cost recovery dalam RKAP 2015 sebesar US$16,12 miliar dan realisasinya sebesar US$13,99 miliar atau sebesar 86,5 persen dari target.

"Cost recovery yang tadinya kami tekan supaya bisa sebesar US$14,1 miliar, ternyata realisasinya bisa mencapai US$13,9 miliar."

(mus)

Proyek LNG Tangguh Dapat Pinjaman Rp50,55 Triliun
 Rig minyak

Stok Minyak Dunia Melimpah, Harga Terus Jatuh

Produksi minyak Arab Saudi mencapai rekor tertinggi pada Juli 2016.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016