Sepatu Buatan Dolly Dirilis usai Ramadan

Atik Tri Ningsih, berwirausaha membuat sepatu berbahan baku kulit.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA.co.id - Sebagian warga eks lokalisasi Dolly di Surabaya difasilitasi Pemerintah Kota setempat untuk berwirausaha agar mereka mandiri dan tidak lagi menggantungkan hidup dari dunia prostitusi. Sebagian dilatih sekaligus dimodali untuk membuat sepatu.

Muhaimin Sebut Surabaya Tak Ada Kemajuan, PDIP: Tanyakan Rakyat

Satu di antara mereka yang kini eksis dan telah meninggalkan dunia prostitusi adalah Kelompok Usaha Bersama Mandiri (Mampu Jaya). Awalnya, kelompok itu berjumlah 30 orang tetapi kemudian menyusut menjadi 8 orang. Mereka yang bertahan itu memproduksi macam-macam sepatu berbahan baku kulit.

Sepatu-sepatu hasil buatan tangan anggota Kelompok Mampu Jaya itu telah masuk pasar komersial dan dikenal cukup luas masyarakat di sejumlah daerah. Namun sepatu-sepatu itu belum diberi merek meski sudah terkenal di beberapa daerah.

Pensiun Jadi Wali Kota Surabaya, Begini Rencana Risma

Kelompok Mampu Jaya sedang merancang peluncuran resmi produk sepatu itu sekaligus menetapkan mereknya. Peluncuran dijadwalkan seusai Ramadan atau Lebaran Idul Fitri tahun 2016. Nama merek yang diusulkan adalah PJ Collection.

“PJ Collection itu ada artinya, yaitu Putat Jaya,” kata Ketua Kelompok Mampu Jaya, Atik Tri Ningsih, di Surabaya pada Rabu, 15 Juni 2016.

Lima Tahun Ditutup, Warga Eks Lokalisasi Dolly Tagih Janji Risma

Atik menjelaskan, pemberian nama itu dalam rangka memperkuat posisi dagang sepatu buataan mereka. Alasannya, selama ini produk sepatu buatan Dolly itu belum mempunyai nama resmi.

Dia mengklaim konsumen sepatu buatan mereka sudah menyebar hingga Malang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, dan kota-kota besar lain di Indonesia.

Bahkan, menjelang Lebaran kali ini, Atik mengaku sudah mendapatkan banyak pesanan pembuatan sepatu. Dia sempat kewalahan memenuhi pesanan itu. Namun, pada akhirnya dia menerimanya karena itu adalah kesempatan untuk mengenalkan sepatu produk mereka.

“Memang wajar, sih, kalau banyak yang pesan, karena selain harganya murah, yaitu sekitar Rp85 ribu, tapi kualitasnya terjamin, dan modelnya juga bervariasi,” kata Atik.

Enam Kelurahan di Surabaya Nol Kasus Corona

Dua kelurahan diantaranya sejak awal tak ada kasus corona

img_title
VIVA.co.id
18 Juni 2020