92 Persen UKM Masuk Pasar Ritel Modern
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan menyebutkan saat ini 92 persen produk Usaha Kecil dan Menengah sudah bisa masuk pasar ritel modern. Sekretaris Jenderal Kemendag Sri Agustina mengatakan hal tersebut menjadi indikasi berjalannya upaya pemerintah dengan berbagai kementerian/lembaga terkait untuk meningkatkan daya saing UKM.
"Apalagi di dalam paket kebijakan ekonomi, UKM dapat perhatian serius dari pemerintah. Dari 14 paket kebijakan ekonomi itu ada beberapa paket yang menyebut UKM dan pengembangan UKM," ujar Sri dalam acara UKM Pangan Award ke-10 di Kementerian Perdagangan Jakarta pada Senin, 21 November 2016.
Dia menyebutkan paket I yang nyatakan pemerintah berkomitmen mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan penguatan fungsi koperasi. Kemudian, paket IV. "Walaupun masih proses itu. Pemerintah perluas akses KUR UMKM," ucapnya.
Lalu, pada paket IX, yang menyatakan perlunya sinergitas Badan Usaha Miik Negara (BUMN) untuk kembangkan UMKM. Salah satu BUMN yang berkontribusi adalah PT Pos Indonesia untuk membantu penyaluran distribusi produk. Kemudian PT Sarinah yang berkontribusi untuk memasarkan produk melalui mal Sarinah.
Selain itu, kegiatan UKM Pangan Award menjadi komitmen Kemendag untuk dorong peningkatan daya saing UKM khususnya untuk sektor pangan.
Pada UKM Pangan Award ke-10, berdasarkan penilaian tim asesor dari 304 produk UKM yang mengikuti ajang ini, ada 116 produk UKM atau 30 persen dinilai berpotensi dapat menjadi pemasok ritel modern.
Kemudian, Srie menyebutkan para pemenang dari ajang ini rata-rata mendapatkan peningkatan penjualan sebesar 56 persen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, ajang UKM Pangan Award menghasilkan produk-produk pangan berinovasi tinggi yang siap bersaing di pasar domestik, regional, dan internasional.
Caranya dengan memacu pelaku usaha untuk semakin mengembangkan kreativitas dan inovasi produk pangan yang berbasis pada nilai tradisi.
"Dari UKM Pangan Award, kami berhasil menjaring produk pangan yang memiliki potensi dikembangkan dan diperluas pemasarannya. Kegiatan ini dapat mempersiapkan pelaku industri, khususnya industri pangan, untuk mendapatkan jaringan usaha yang lebih luas serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi globalisasi," ujarnya.