-
VIVA – Bung Karno menyelamatkan kampus Al-Azhar, Kairo, Mesir. Kisah ini pun melegende hingga saat ini. Sampai saat ini Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menjadi rujukan pemikiran Islam di dunia. Universitas yang telah berdiri sekitar 970 Masehi ini telah melahirkan banyak ulamat dan pemikir muslim yang tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Kampus yang sangat dihormati dalam dunia Islam ini rupanya pernah terancam akan ditutup pada tahun 1950-an oleh Presiden Mesir saat itu, Gamal Abdel Nasser. Sang presiden merasa terusik dengan sejumlah ulama Al-Azhar yang bergabung dengan kelompok Ikhwanul Muslimin yang ia sebut bisa ‘mengusik’ kekuasaannya.
Fenomena itu membuat Gamal ingin menurut Al-Azhar. Namun rencana penututan kampus bersejarah itu batal, setelah Gamal berdialog dengan Bung Karno.
Cerita tentang bagaimana Bung Karno menyelamatkan Al-Azhar itu diceritakan oleh Prof. Dr. Syeikh Aly Goumah, Sekretaris Jenderal Haiah Kibaril Ulama, sebuah badang khusus di Al Azhar dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi nasional Saluran-1 Mesir pada 2013, sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara: Soekarno Dikenang Selamatkan Universitas Al Azhar Mesir (Senin, 16 September 2013).
Saat itu Bung Karno mempertanyakan niat Gamal dengan bertanya ‘Ya Gamal, kenapa Anda mau menutup Al Azhar? “Ya Gamal, Al Azhar itu terlalu penting untuk dunia Islam. Kami mengenal Mesir itu justru karena ada Al Azhar’,” kata Bung Karno saat itu. “Ya, mau bagaimana lagi?” timpal Gamal ‘Ya Gamal, tidak ada itu istilah penutupan, Anda wajib menata kembali Al Azhar, mendukungnya dan mengembangkannya, bukannya menutup,” saran Bung Karno yang diikuti oleh koleganya tersebut.
Ya, Al Azhar dan Mesir memang ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Orang banyak mengenal Mesir karena Al Azhar. Al-Azhar itu adalah Mesir, dan Mesir adalah Al Azhar. Al-Azhar bagi Mesir menurut Bung Karno sama dengan Sungai Nil dan Piramid. Al-Azhar, Nil dan Piramid adalah simbol Mesir.