-
VIVA – Mendokumentasikan hubungan intim bersama pasangan bisa jadi menyenangkan dan meningkatkan gairah. Namun, menyetujui untuk merekam atau memfoto kegiatan intim itu bukan berarti setuju untuk disebar ke publik.
Setiap ada pesohor, terutama perempuan, yang video hubungan intimnya tersebar, masyarakat selalu menjadikannya bahan objektifikasi dan perundungan. Nasib serupa juga dialami perempuan lain ketika dokumentasi kegiatan intimnya tersebar.
Masyarakat pun berlomba-lomba menyebarkan konten tersebut seakan menjadi ajang pembuktian bahwa mereka punya kuasa atas tubuh orang lain. Bahkan, tak sedikit yang ikut menyebarkan itu untuk mendongkrak popularitas akun di media sosial.