-
VIVA – Di Twitter, stand up comedian Pandji Pragiwaksono mengaku sebagai pengusaha yang disiplin dan mendesak karyawan. Contohnya, beliau pernah nge-chat karyawannya soal pekerjaan pada tengah malam. Gara-gara glorifikasi kerja over time, cuitan Pandji itu jadi perdebatan.
Sementara komika lainnya, yaitu Ernest Prakasa menganggap aktivitas chat karyawan di luar jam kerja adalah sesuatu yang wajar. Sebab dirinya sering melakukan itu. Dengan catatan, jangan berharap langsung direspons.
Beda komika, ternyata beda perlakuannya. Ada yang tak segan nge-chat karyawan di luar jam kerja, ada juga yang nge-chat karyawan di luar jam kerja tapi tidak mengharapkan balasan. Hanya untuk reminder supaya tidak kelupaan. Intinya sama-sama bekerja tak kenal waktu.
Di sisi lain, ada karyawan yang tak masalah menerima chat urusan pekerjaan di luar jam kantor. Ada juga karyawan yang tertekan karena waktu istirahatnya terganggu oleh notifikasi grup WhatsApp kantor atau email dari bos besar.
Dalam persoalan ini, kesepakatan diperlukan. Ditambah pemahaman terhadap psikologis kedua pihak. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan dan berakhir di meja Disnaker.
Stand up comedian atau komika yang dikenal lucu di panggung, ternyata bisa sangat serius di ranah pekerjaan. Soalnya kalau kasih tugas ke karyawan sambil ngajak cengengesan, bukannya dikerjain, malah diketawain. Dikira sedang men-delivery jokes.
Jika persona para komika terbawa-bawa sampai urusan pekerjaan, mungkin beginilah gaya mereka seumpama jadi bos dan chat karyawan soal pekerjaan.
Raditya Dika
Radit dikenal sebagai entertainer yang simpel dan minimalis. Saat YouTuber lain membuka vlog dengan sapaan “Hello, guys!”, “Hi, what’s up, my friends?”, atau “Ashiaaap!” ditambah intonasi penuh semangat dan gerakan energik seperti disetrum listrik, dia hanya pasang wajah datar. Lalu menyapa penontonnya dengan santai, cenderung lesu.
Seperti pembuka pada setiap videonya di Youtube, dalam urusan pekerjaan, Raditya Dika bakalan menyapa karyawannya di grup WA dengan kalimat: “Halo, semuanya.”