Logo timesindonesia

Milomir Seslija Bela Sylvano Comvalius

Sylvano Comvalius. (Tria Adha/TIMES Indonesia)
Sylvano Comvalius. (Tria Adha/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Kegagalan Sylvano Comvalius mengeksekusi penalti ke gawang Borneo FC dalam laga lanjutan kompetisi Liga 1 2019 dianggap sebagai biang hasil imbang Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Jumat (13/9/2019).

Kritik pada Comvalius kian tajam setelah gagal menunjukkan peforma terbaiknya di laga tersebut karena beberapa kali kerap gagal memaksimalkan peluang. Hal tersebut menurut Milomir Seslija disebut sebagai hal yang wajar.

“Saya rasa normal di Indonesia ketika ada pemain gagal penalti kemudian ada komentar seperti itu. Tapi Comvalius sudah mencoba untuk berikan yang terbaik,” ungkap Milomir Seslija.

Terkait kenapa tidak Makan Konate yang dinilai lebih matang dalam menjadi eksekutor, Milomir Seslija mengungkapkan bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan kesempatan pada pemain lainnya.

“Makan Konate ingin memberikan kesempatan pada pemain lainnya, kalau ada Arthur mungkin yang akan menjadi eksekutor adalah Arthur. Tapi Comvalius di Bali mampu menendang penalti dengan bagus,” imbuh Milomir Seslija.

Secara keseluruhan, Milomir Seslija menyebut bahwa Arema FC masih belum bisa melepaskan gaya permainan ketika ditahan imbang oleh PSIS Semarang di laga sebelumnya.

“33 menit kami bermain ekselen. Banyak peluang diciptakan. Di awal tidak bisa gol. Lalu Borneo 1 peluang dan satu gol. Unggul 2-1. Arema  kebobolan 1 gol ketika main 10 pemain karena Nasir keluar. Pemain sudah berikan segalanya hari ini. Sepakbola bukan soal beruntung. Tapi juga butuh gol. Saya minta 90 menit konsentrasi. Karena satu kesalahan bisa berbuah gol lawan,” ungkap Milomir Seslija.