Start Manis Timnas U-16 Merajut Mimpi ke Piala Dunia

Striker Timnas Indonesia U-18, Amiruddin Bagus Kahfi
Sumber :
  • the-AFC.com

VIVA – Hasil impresif ditorehkan Timnas Indonesia U-16 di laga pembuka Piala Asia 2018. Mereka mampu mempermalukan juara Piala Asia U-16 edisi 2008, Iran, dalam duel yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.

Seleksi Indonesia U-20 dan U-16 di Medan Diikuti 1.200 Peserta

Bermain di bawah guyuran hujan, Timnas U-16 mengawali laga dengan begitu baik. Meski Iran sempat memberikan shock therapy dengan menyerang langsung usai melakukan kick-off, para pemain Timnas U-16 tampil kalem.

Mereka pun berhasil mencuri gol lebih dulu lewat skema serangan yang apik. Berawal dari pergerakan Mochamad Supriadi, pertahanan Iran benar-benar kacau balau.

Nova Arianto Ungkap Pesan Shin Tae-yong, Sebut-sebut Pemain Titipan

Mereka pun terfokus untuk mengawal Supriadi. Dalam situasi ini, Amiruddin Bagus Kahfi lepas dari penjagaan.

Spontan, Supriadi melepaskan umpan datar manis kepada Bagus. Dengan tenang, Bagus meneruskan umpan itu dengan tendangan terukurnya. Kiper Iran, Amirhossein Nikpour, tak mampu mementahkannya. Timnas U-16 unggul 1-0 saat laga memasuki menit keempat.

Seleksi Timnas Indonesia U-16 Selesai, Nova Arianto: Fisik Mereka Jauh dari Harapan

Striker Timnas Indonesia U-16, Amiruddin Bagus Kahfi, saat menjebol gawang Iran

Gol ini bagai tamparan untuk Iran. Mereka begitu terkejut dengan gol Bagus.

Usai kebobolan, Iran langsung tampil beringas. Mereka menekan pertahanan Timnas U-16 dengan tempo tinggi.

Tapi, Garuda Muda tampil begitu tenang. Mereka mampu membendung serangan-serangan Iran yang berbahaya.

Menerima tekanan bertubi-tubi, Timnas U-16 tak cuma tampil disiplin. Mereka juga bermain dengan cerdik.

Tempo tinggi yang diperagakan Iran, dikontrol oleh Timnas U-16. Ketika menguasai bola, Timnas U-16 selalu menurunkan tempo permainan.

Ini membuat Iran kerepotan. Mereka ragu untuk merebut bola dengan menekan para pemain Timnas U-16 di wilayahnya. Jika itu terjadi, maka pertahanan Iran akan terbuka.

Kondisi di babak kedua masih sama. Meski ditekan, Timnas U-16 bisa mengontrol situasi. Iran asyik menyerang dan hukuman mereka terima di masa injury time.

Saudara kembar Bagus, Amiruddin Bagas Kaffa, memastikan kemenangan Timnas U-16 setelah meliuk-liuk melewati para pemain Iran dan melepaskan tendangan terukur ke gawang Nikpour.

Menang 2-0, atas salah satu negara yang pernah juara di turnamen serupa, tentu mendongkrak mental bertanding para pemain Timnas U-16. Fakhri Husaini, selaku pelatih kepala, pun mengamininya.

"Kemenangan yang berarti bagi kami. Sebab, laga perdana pasti sulit. Sebuah start yang bagus," kata Fakhri usai laga.

Euforia pasti dirasakan para pemain. Tapi, ini baru satu pertandingan. Kemenangan atas Iran tak akan berarti apa-apa jika nantinya, di laga kontra Vietnam dan India, Timnas U-16 kalah.

Fakhri menegaskan saat ini para pemainnya tetap membumi. "Kami tak mau senang dulu karena harus memikirkan laga selanjutnya," ujar Fakhri.

Kecerdikan dan 'Mestakung'

Ada tiga faktor kemenangan Timnas U-16. Pertama, adalah kecerdikan Fakhri dalam meracik strategi dengan didukung ketenangan para pemainnya.

Selanjutnya adalah kondisi alam yang mendukung atau bahasa kerennya, "Mestakung". Mengapa?

Tempo lambat yang ditunjukkan para pemain Timnas U-16 menjadi sebuah kunci dalam memancing Iran tampil lebih agresif. Kelihatannya, memang Timnas U-16 sering hilang bola.

Namun, secara statistik, dilansir Labbola, Timnas U-16 unggul dalam penguasaan bola. Garuda Muda mencatatkan penguasaan bola hingga 56 persen.

Ya, kelihatannya saja Iran menyerang dan memberikan tekanan. Tapi, serangan yang mereka berikan sifatnya sporadis dan tak terencana.

Pun dengan akurasi operan mereka. Jauh sekali di bawah standar yang diinginkan pelatihnya, Abbas Chamanian. Akurasi operan Iran hanya mencapai 65 persen. Bandingkan dengan Timnas U-16 yang mencapai 75 persen.

Abbas menuturkan kondisi ini terjadi karena hujan yang mengguyur Stadion Bukit Jalil. Lapangan becek membuat aliran bola dan skema permainan mereka berantakan.

"Hujan hari ini telah mengurangi kualitas permainan kami. Harapannya, kami bisa tampil lebih baik di laga selanjutnya. Kami bermain tak sesuai harapan, dan sekarang harus fokus lawan India. Kami harus belajar dari kekalahan ini," terang Abbas dilansir situs resmi AFC.

Di sisi lain, Fakhri mengapresiasi ketenangan para pemainnya. Menurut Fakhri, David Maulana dan kawan-kawan telah tampil dengan baik.

"Mereka berani, tak kenal lelah. Mampu mengimbangi kecepatan pemain Iran. Mereka tampil dengan kepercayaan diri tinggi. Kami juga bisa memainkan tempo dengan baik. Transisi permainan berjalan begitu lancar. Saya bangga dengan permainan anak-anak hari ini," ujar Fakhri.

Masih Jauh

Tak mau senang dulu, kata Fakhri. Ya benar adanya. Misi ke Piala Dunia U-17 2019, Peru, belum sepenuhnya berhasil dijalankan. Kemenangan atas Iran cuma jadi awal saja.

Benar, kemenangan atas Iran bersejarah, karena menjadi yang pertama bagi Timnas U-16 dalam segala ajang.

Kemenangan atas Iran juga jadi yang kedua bagi Timnas U-16 di Piala Asia, setelah sebelumnya mampu menggilas Tajikistan, 4-1, 26 Oktober 2010.

Artinya, ini tiga poin yang kaya akan makna. Namun, perlu disikapi dengan bijaksana.

"Kemenangan ini memang sangat berarti bagi kami. Hanya saja, kami harus fokus untuk laga selanjutnya," jelas Fakhri.

Secara teknis, ada beberapa evaluasi yang harus segera diperbaiki oleh Fakhri. Kolektivitas sudah terbentuk, jelas itu.

Cuma, tak semuanya sempurna. Saat melawan Iran, ada beberapa kesalahan minor yang bisa berakibat fatal bagi Timnas U-16.

Lini belakang memang kokoh. Hanya saja, para pemain di sektor belakang harus bermain lebih sederhana dan lugas.

Keunggulan lini belakang Timnas U-16 adalah, ketika mereka melakukan kesalahan, dengan cepat ada yang menutup celah.

Sementara, di lini depan, Bagus patut lebih sabar dalam menyelesaikan peluang. Ada lebih dari tiga peluang bersih yang didapat Bagus. Satu berbuah gol.

Sisanya, diamankan kiper lawan dan melenceng. Tapi, tetap saja, Bagus striker pembunuh yang mematikan dan diperlukan Timnas U-16.

Poin lebih dari Timnas U-16, ya ketenangan. David sangat dewasa dalam mengatur permainan dari sektor tengah. Performanya, mengingatkan kita akan sosok Evan Dimas Darmono yang juga mengenakan nomor 6 di Timnas U-19, U-23, hingga senior. Kebetulan, David mengenakan nomor yang sama.

Kapten Timnas Indonesia U-16, David Maulana, saat berduel dengan pemain Iran

"Kami sudah menduga, Indonesia akan jadi lawan yang merepotkan. Mereka punya banyak pemain bagus di sektor serang. Permainan mereka bagus, selamat untuk Indonesia," puji Abbas.

PR lain bagi Timnas U-16 adalah kondisi pemainnya. Ada beberapa pemain yang terlihat tumbang di laga kontra Iran. Lapangan becek tentu menguras fisik para pemain Timnas U-16.

Apalagi, pemain Iran sempat melepaskan trik kotor demi menghentikan para pemain Timnas U-16 macam Supriadi. Terbukti, ada tiga kartu kuning yang dikeluarkan wasit Kim Woo-sung.

Mendapatkan banyak hantaman, Supriadi pun ditarik keluar dan digantikan Salman Alfarid di menit 79. Tak cuma Supriadi, Amanar pun mengalami masalah pada bahunya dan harus digantikan Sutan Zico di waktu yang bersamaan.

"Saya harus berkomunikasi dengan tim dokter soal kondisi pemain, seperti apa perkembangan mereka. Saya harap, tak ada cedera yang serius," ujar Fakhri.

Awal manis, tentu membuat suporter tersenyum. Dukung terus anak-anak muda penuh talenta ini, jangan merundung mereka saat kalah. Dukunglah mereka pula ketika sedang terpuruk. Sebab, mimpi besar sedang mereka kejar, membawa Indonesia ke Piala Dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya