Fakhri Husaini: Primavera, Baretti dan SAD Uruguay Itu Program Gagal
- VIVA.co.id/Pratama Yudha
VIVA – Mencuatnya pencapaian timnas usia muda Indonesia belakangan ini seolah memberi secercah sinar terang. Dua skuat Garuda, timnas U-16 dan U-19 mampu bersaing di deretan elite Asia dan cukup menjanjikan di masa depan.
Timnas U-16 yang baru rampung berlaga di Piala Asia U-16 2018 sukses menembus fase 8 besar. Hal serupa juga ditorehkan timnas U-19 yang masih akan berjuang lolos ke semifinal Piala Asia U-19 dan merebut tiket Piala Dunia U-20 2019 di Polandia.
Menyikapi pencapaian tersebut, pelatih yang membawa timnas U-16 ke 8 besar Piala Asia U-16 2018 Fakhri Husaini mengingatkan semua pihak untuk fokus menjaga talenta muda potensial. Juga untuk terus berkembang hingga mampu mewujudkan target menembus Olimpiade Paris 2024.
"Olimpiade 2024 itu masih 6 tahun lagi, sekarang kita harus berpikir menguatkan dulu kompetisi usia muda. Kalau kompetisinya kuat, kita bukan cuma punya 23 pemain saja, tapi bisa menemukan lebih banyak lagi. Selain mereka yang kemarin di timnas U-16 itu, lebih banyak pilihan," ungkap Fakhri Husaini kepada VIVA.
Selain itu, Fakhri menegaskan dirinya tidak setuju jika PSSI memilih "jalan pintas" dengan membuat program pelatihan ke luar negeri karena terbukti selalu gagal menuai prestasi cemerlang.
"Saya yakin di daerah masih sangat banyak pemain yang belum terpantau. Itu harusnya yang kita upayakan. Kita jangan lagi ulangi kesalahan masa lalu, bikin program ke luar negeri tapi selalu gagal," ujar mantan kapten timnas era 90-an itu.
"Kita belajar dari program-program gagal; Primavera, Baretti bahkan SAD Uruguay. Itu kan pelajaran berharga kalau dikaji semuanya. Akan jadi pertimbangan kita, apakah model program seperti ini bisa kita pakai lagi?" tutur Fakhri.