Lupakan Tekanan, Ayo Bangkit Timnas Indonesia!

Pemain timnas Indonesia Stefano Lilipaly (kiri) menerima operan dibayangi pemain timnas Timor Leste Feliciano Pinheiro Goncalves dalam penyisihan grub B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Pembuktian. Mungkin itulah kata yang pas ditujukan kepada Timnas Indonesia yang tengah berlaga di Piala AFF 2018. Ya, asa pasukan Bima Sakti Tukiman memang masih ada. Tapi, wajib hukumnya buat Hansamu Yama Pranata cs membuktikan diri untuk tampil maksimal, sesuai dengan target menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.

Kapten Timnas Indonesia U-23 Sambut Baik Kembalinya Nathan Tjoe-A-On

Mungkin sebagian orang sudah bosan dengan predikat "Juara Tanpa Mahkota" yang jadi julukan baru buat Timnas Indonesia. Bagaimana tidak, sejak Piala AFF masih bernama Piala Tiger yang digelar sejak tahun 2000, Indonesia tak sekali pun mampu menyabet gelar ini. Indonesia hanya mampu meraih predikat runner-up dalam lima gelaran di tahun 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016.

Sejumlah pemain timnas Indonesia tertunduk usai kalah dari timnas Singapura dalam penyisihan grub B Piala AFF 2018 di Stadion Nasional Singapura

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Korea Selatan vs Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Tentu, masyarakat Indonesia sangat ingin melihat tim sepakbola kebanggaannya menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, harapan doa dan harapan masyarakat Indonesia seharusnya bisa jadi motivasi bagi Tim Garuda untuk bisa menghadapi tantangan selanjutnya.

Ya, hadangan datang dari juara bertahan sekaligus tim terkuat Asia Tenggara, Thailand. Indonesia akan melawat ke Rajamangala Stadium, markas besar armada Gajah Putih, dalam matchday 3 Grup B Piala AFF 2018, Sabtu 17 November 2018 WIB.

Ini Pemain Korea Selatan yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Jelas bukan perkara mudah bagi Timnas Indonesia menaklukkan Thailand di rumahnya sendiri. Dukungan puluhan ribu suporter lawan bisa jadi teror yang sangat masif. Oleh sebab itu, Timnas Indonesia dituntut bisa bermain dengan tenang dan disiplin saat berhadapan dengan tim sekuat Thailand.

Selain itu, mental juara dan militansi wajib dimiliki setiap pemain. Sebab tanpa dua hal itu, bukan mustahil Indonesia kembali terkapar seperti saat melakoni laga perdana kontra Singapura, 9 November lalu. Lalu, bagaimana persiapan Timnas Indonesia jelang melakoni laga berat ini? Lalu, faktor apa saja yang bisa mempengaruhi permainan di lapangan nanti?

Karena Sabar dan Disiplin Adalah Kunci

Soal bermain disiplin, inilah yang diinginkan Bima bisa diikuti para pemainnya. Dengan tegas mantan asisten Luis Milla Aspas ini meminta para pemainnya untuk selalu bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing. Bima tahu, Thailand punya kualitas serangan cepat yang begitu mematikan.

Oleh sebab itu, saat menghadapi build-up yang dilakukan Thailand dari kaki ke kaki, Bima meminta anak asuhnya untuk selalu disiplin di areanya masing-masing.

"Saat mengantisipasi serangan Thailand, pemain harus disiplin. Ketika diserang dan bola sedang berpindah, pemain harus selalu bertanggung jawab akan tugasnya," ucap Bima dikutip PSSI.org.

Bima Sakti Tukiman

Sementara itu, Direktur Teknik Timnas Indonesia, Danurwindo, juga menjelaskan hal yang sama dengan Bima. Belajar dari pengalaman melawan Timor Leste dalam laga sebelumnya, Danur melihat para pemain seperti merasakan tekanan yang sangat besar untuk menang.

Hal ini menyebabkan performa para pemain terlalu terburu-buru untuk bisa membuat gol. Selain itu, penampilan terburu-buru juga membuat strategi yang sudah diterapkan tak berjalan. Ditegaskan Danur, kekurangan soal taktik bermain dalam laga kontra Timor Leste harus bisa diperbaiki dalam laga melawan Thailand nanti.

"Saat lawan Timor Leste, tekanan sangat besar, wajib menang. Pemain terburu-buru dalam mencetak gol. Sehingga, taktik tak berjalan. Ini adalah hal yang harus diperbaiki sebelum melawan Thailand. Apa yang terjadi di laga lawan Timor Leste adalah dasarnya. Kekurangannya adalah taktik bermain," ujar Danur.

Suporter, Lawan Atau Kawan?

Dalam laga kontra Timor Leste, ada pemandangan yang tak biasa. Ya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tampak lengang, tak ramai seperti biasanya saat pasukan Merah-Putih bermain di stadion kebanggaan. Ya, performa buruk yang ditampilkan dalam laga kontra Singapura membuat masyarakat sangat kecewa. Di media sosial bahkan ada tagar yang menyerukan untuk mengosongkan SUGBK.

Suporter Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 Lawan Timor Leste

Masyarakat sebenarnya bukan kecewa terhadap Timnas Indonesia. Masyarakat lebih menunjukkan kekecewaan terhadap pengelolaan sepakbola Indonesia yang dijalankan oleh PSSI. Rangkap jabatan Ketum PSSI, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi, yang juga menduduki posisi Gubernur Sumatera Utara, jadi penyebab masyarakat malas datang ke SUGBK.

Hal lain yang paling membuat kecewa masyarakat adalah PSSI gagal memperpanjang kontrak pelatih sebelumnya, Luis Milla. Masyarakat beranggapan, performa buruk dalam laga awal kontra Singapura adalah akibat dari tidak adanya Milla di balik komando Timnas Indonesia.

Pemain pun bereaksi. Bomber naturalisasi Indonesia, Alberto "Beto" Goncalves, mengaku merasakan tekanan yang begitu besar dari masyarakat. Oleh sebab itu, dalam laga melawan Thailand, Beto meminta dukungan penuh dari masyarakat. Penyerang Sriwijaya FC ini juga memohon kepada masyarakat untuk melupakan kekalahan dalam laga kontra Singapura.

Pesepak bola Indonesia Alberto Goncalves berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Timor Leste dalam laga lanjutan Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta

"Bukannya strategi kami (di Piala AFF) jelek. Kami tak bisa main bagus karena terburu-buru dalam bermain. Tekanan masyarakat membuat kami merasa tegang. Masyarakat harus percaya dengan tim. Saat kalah lawan Singapura lupakan. Masyarakat harus memberikan dukungan kita, terutama Warga Negara Indonesia (WNI) di sana memberikan dukungan," kata Beto kepada VIVA.

Selanjutnya, mampukah Timnas Indonesia menaklukkan sang juara bertahan? Mampukah Bima Sakti mengantar Timnas Indonesia meraih supremasi tertinggi sepakbola Asia Tenggara? Mampukan para pemain keluar dari tekanan yang ada? 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya