Gara-gara Ini, Erick Thohir Lebih Pilih Beli Klub Bola Luar Negeri

Erick Thohir saat masih menjabat Presiden Inter Milan
Sumber :
  • Inter.it

VIVA – Pengusaha sekaligus Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Erick Thohir mengungkapkan, alasannya lebih memilih membeli klub sepakbola luar negeri ketimbang di Indonesia.

Jadwal Siaran Langsung Sepakbola: Liverpool, PSG dan Madrid Beraksi

Alasannya, karena menurutnya, industri olahraga Indonesia belum siap untuk bisa dikembangkan.

Erick Thohir diketahui membeli dan sempat menjadi presiden klub Italia, Inter Milan pada 2013 lalu setelah membeli saham klub sebesar 70 persen. 

Hasil Laga Sepakbola: Spurs Tersingkir, Persib dan ManCity Perkasa

Sebelumnya, dia juga mengakuisisi klub Amerika Serikat, yakni DC United pada 2012 bersama rekannya dengan membeli 78 persen saham klub tersebut.

"Saya kebetulan senangnya olahraga. Kok, keluar negeri dulu (bukan di dalam negeri)? Ya problem-nya ekosistem olahraga Indonesia masih belum siap," ujar Erick Thohir dalam seminar di Senayan City, Jakarta, Sabtu 1 Desember 2018. 

Jejak Arifin Panigoro di Sepakbola Nasional, Penggagas Dibentuknya IPL

"Makanya saya putuskan memberanikan diri coba-coba bisnis luar negeri. Kebetulan, industri olahraganya enggak siap di Indonesia," lanjut Erick.

Dia mengungkapkan. para pengusaha muda Indonesia bisa mengikuti jejaknya dalam mengelola klub-klub besar dunia. Yang terpenting, pemahaman terkait regulasi, keuangan, hingga komitmen profesionalitas mesti diutamakan.

"Orang Indonesia urus sepakbola saja, timnasnya kalah mulu, ini sok urus liga Italia. Tapi bisa, kalau kita mau dulu, mikir dulu, dan saya juga research regulasinya," katanya.

"Saya melihat, boleh enggak orang asing punya klub Italia. Ternyata bisa dan regulasinya mendukung serta enggak ada diskriminasi," ungkapnya.

Meski demikian, Erick optimis, dengan keberhasilan Indonesia menggelar Asian Games pada Agustus 2018 lalu, industri olahraga semakin mendapat perhatian. 

"Dengan Asian Games, fasilitas olahraga diperbaiki. Karena, ini perlu kekhususan. Dengan Asian Games, sudah ada standar internasional," papar mantan Ketua INASGOC 2018 itu. 

"Kita harapkan, sumber daya manusianya juga meningkat. Kalau meningkat, akan ada profesional di olahraga yang buat event makin baik, sehingga masyarakat tertarik datang," lanjutnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya