Tugas Berat Menanti Para Arsitek Timnas Indonesia

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat masih membesut Bhayangkara FC.
Sumber :
  • Dokumentasi Bhayangkara FC

VIVA – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya mengumumkan siapa saja pelatih untuk tim nasional (timnas). PSSI setidaknya mengumumkan empat nama pelatih untuk memegang empat level timnas Indoesia. 

Usai 2 Kali Imbangi China, Indra Sjafri Ungkap Program Selanjutnya Timnas Indonesia U-20

Dari nama-nama yang diumumkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono tidak ada nama yang asing bagi sepakbola di Indonesia. Mereka adalah, Simon McMenemy (pelatih senior), Indra Sjafrie (Timnas U-22), Bima Sakti Tukiman (Timnas U-16) dan Rully Nere (pelatih wanita senior).

"Setelah mengadakan rapat bersama, PSSI dan Exco memutuskan untuk menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas Senior," kata Joko kepada wartawan.

Hasil Pertandingan Uji Coba Timnas Indonesia U-20 Vs China, Gol Indah di Menit Akhir

Bagi Simon, ini merupakan kali kedua ia menjadi pelatih untuk timnas. Sebelumnya pada tahun 2010, pria asal Skotlandia ini menjadi pelatih untuk Timnas Filipina. 

Di mana ketika itu, Timnas Filipina bertemu dengan Indonesia di Piala AFF. Indonesia ketika itu berhasil mengalahkan Filipina di semifinal. 

Link Live Streaming Timnas Indonesia U-20 Vs China U-20 Jilid II Malam Ini

Tahun 2011-2012, Simon memulai petualangannya di sepakbola Indonesia. Pria berusia 41 tahun ini menjadi pelatih Mitra Kukar. 

Lantas tahun 2013, ia menjadi pelatih dari Pelita Bandung Raya (PBR). Setelah itu, selama dua tahun Simon menghilang dari sepakbola Indonesia. 

Tahun 2017-2018, ia kembali ke Indonesia. Bhayangkara FC yang berhasil mendapatkan tanda tangan Simon. 

Prestasi Simon di Bhayangkara FC sangat luar biasa. Ia membawa The Guardian menjadi kampiun Liga 1, dan musim 2018 Simon membuat Bhayangkara finis di peringkat tiga. 

Joko mengungkap alasan di balik penunjukan McMenemy. Menurutnya, federasi tak sembarangan dalam menunjuk pelatih untuk menukangi timnas karena ada berbagai aspek yang menjadi pertimbangan.

"PSSI menggodok beberapa nama dan akhirnya McMenemy cocok dengan target yang disebutkan. Melihat catatan dan track record yang ada," ujar Joko.

Indra Sjafri yang sebelumnya menjadi pelatih Timnas U-19, kini oleh PSSI ia akan menukangi Timnas U-22. 

Perjalanan Indra sebagai pelatih usia muda memang cukup panjang. Namun, pelatih berusia 55 tahun ini berhasil memberikan Piala AFF U-19 pada 2013 lalu. 

Indra juga berhasil mencetak pemain-pemain muda berkualitas yang kini menjadi penghuni Timnas Indonesia. Sebut saja, Evan Dimas, Putu Gede Juni Antara, Ilham Udin Armaiyn. 

Indra akan menjadi pemimpin para pemain muda Indonesia yang akan berjuang di SEA Games 2019.   

Hal yang sama juga dilakukan ketika PSSI memilih Indra Sjafri. Menurut Joko, Indra terpilih agar bisa menjaga kesinambungan dengan pemain U-19 yang kemungkinan naik kelas ke Timnas U-22.

"Kami ingin berkesinambungan dengan Timnas U-22. Maka anak-anak Timnas U-19 punya potensi untuk itu. Dan coach Indra dengan track record dari seluruh analisis cocok dengan target itu. Itulah kenapa Simon dan Indra dipilih," ucap Joko.

Bima Sakti Tukiman yang sebelumnya menjadi Pelatih Timnas Senior dan asisten pelatih Luis Milla Aspas di Asian Games 2018, ditunjuk oleh PSSI untuk menggantikan posisi Fakhir Husaeni di Timnas U-16. 

Ada dua agenda besar yang menanti Bima pada 2019 mendatang. Yaitu Piala AFF U-15 di Thailand Juli-Agustus 2019. Setelah itu kualifikasi Piala Asia U-16. 

Sebelum ditunjuk menjadi pelatih U-16, Bima adalah arsitek Timnas Senior di Piala AFF lalu. Sayangnya Bima ketika itu gagal membawa Indonesia untuk lolos ke babak selanjutnya.

PSSI memberikan durasi kontrak yang berbeda untuk setiap pelatih tersebut. McMenemy memiliki jangka waktu kontrak paling lama di antara ketiga pelatih yang baru ditunjuk. Pelatih berusia 41 tahun asal Skotlandia tersebut akan bertugas hingga 2020.

Sementara untuk Indra Sjafri, dia bakal diberi kontrak satu tahun. Lalu, kelanjutan kontraknya akan dievaluasi dari capaiannya di SEA Games 2019.

Sejumlah pesepak bola Indonesia memberikan salam usai pertandingan melawan Thailand dalam laga lanjutan Piala AFF 2018 di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand

Tugas berat menanti para pelatih timnas

Menjadi pelatih timnas bukanlah perkara yang mudah. Apalagi penduduk di negara tersebut mayoritas sebagai penggemar sepakbola. 

Tekanan luar biasa tentu akan mereka hadapi. Para pelatih tersebut dituntut untuk bisa meraih prestasi dan membuat timnas kita ditakuti oleh lawan-lawan. 

Selain hal tersebut, para pelatih timnas Indonesia tersebut juga harus mengembalikan kepercayaan kepada publik. Sebab, kasus pengaturan skor (match fixing) kembali mencuat. 

Tidak tanggung-tanggung, rumor pengaturan skor terjadi di timnas. Ketika itu ada indikasi pengaturan skor yang dilakukan oleh sejumlah oknum pemain di Piala AFF 2010 lalu. 

Salah satu pemain yang didgua terlibat pengaturan skor adalah, Maman Abdurrahman. Namun, Maman tegas membantah keterlibatannya dalam tuduhan pengaturan skor di Final Piala AFF 2010.

Isu tersebut kembali mencuat setelah mantan manajer Timnas, Andi Darussalam Tabusalla, buka suara dalam acara di salah satu televisi swasta, Rabu 19 Desember 2018. Dia merasa ada keanehan di pertandingan tersebut di mana Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia di leg pertama di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

"Sehubungan dengan opini yang berkembang di masyarakat setelah Mata Najwa, Rabu kemarin, dengan ini saya menyatakan kalau hal itu tidak benar. Sebagai tindak lanjutnya, saya siap bekerja sama dengan satgas yang dibentuk Kapolri untuk menuntaskan kasus ini," ujar Maman.

Tugas pelatih timnas tidaklah mudah. Mereka harus pandai meracik para talenta -talenta pesepakbola Indonesia agar mampu meraih kemenangan dan berprestasi dalam setiap pertandingan. 

Namun, untuk meraih kemenangan dan prestasi tidak boleh dilakukan dengan cara-cara instan. Mereka harus berjuang dengan sekuat tenaga demi membela harga diri bangsa di olahraga khususnya sepakbola. 

Selain harus menaikkan kembali kepercayaan publik akan sepakbola, para pelatih juga harus mmebentuk mental pemain yang kuat. Semoga timnas Indonesia akan berjaya dengan pelatih yang sudah ditunjuk oleh PSSI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya