- ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan
VIVA – Penggawa Persib Bandung, Gian Zola Nasrulloh, merupakan salah satu pemain yang pernah merasakan dibesut Luis Milla ketika pelatih asal Spanyol tersebut menukangi Timnas Indonesia U-23.
Setelah ditinggal Luis Milla, pasukan Garuda kini dilatih oleh Indra Sjafri. Gian Zola angkat bicara sedikit mengenai perbedaan gaya melatih dari dua arsitek tersebut.
Menurut Zola, cara bekerja dari Milla dan Indra Sjafri sebenarnya tak jauh berbeda. Namun, kata Zola, gaya melatih dari Indra Sjafri lebih mudah diadaptasi.
"Mereka sama-sama pelatih yang memainkan bola-bola pendek dengan bulid-up yang cepat. Tapi, saya tidak begitu kesulitan saat beradaptasi dengan permainan yang diinginkan dengan coach Indra," kata Zola, kepada wartawan, Sabtu, 19 Januari 2019.
Sementara itu, Zola merasa, bersyukur karena musim lalu ia mendapatkan menit bermain yang cukup banyak saat dipinjamkan ke Persela Lamongan. Hal tersebut rupanya menjadi kunci kesuksesannya dalam memikat hati Indra Sjafri untuk memberinya kesempatan mengikuti seleksi di Timnas U-22.
"Musim lalu kalau saya tidak ada menit bermain di putaran kedua, mungkin saya tidak akan dipanggil ke Timnas U-22. Tapi, Alhamdulillah Persela kasih kesempatan dan saya dapat jam terbang, sehingga bisa dipanggil oleh coach Indra," terangnya.
Bicara persaingan di lini tengah, Zola mengakui, cukup ketat karena di posisinya terdapat nama-nama yang sudah berpengalaman antara lain Asnawi Mangkualam, Luthfi Kamal, Hanif Sjahbandi, Witan Sulaiman, dan Todd Rivaldo Ferre.
"Persaingan sekarang agak seumuran, kalau yang waktu coach Luis Milla ada yang lebih tua dan senior, tapi yang sekarang paling beda setahun. Selalu ada peningkatan progress-nya, kerja sama, dan komunikasi yang semakin baik," ujarnya menambahkan.
