Berantas Mafia Bola, Ini 5 Tugas Utama Tim Ad Hoc PSSI

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Setelah menetapkan tiga orang penasehat dan tiga orang anggotanya, Tim Ad Hoc Integrity PSSI akan segera memulai tugasnya. Nantinya, ada lima tugas utama yang secara sistematis akan dilakukan tim yang diketuai oleh Ahmad Riyadh.

Vigit Waluyo dan Wasit Ditahan Terkait Suap Match Fixing Liga 2

Tim Ad Hoc Integrity PSSI sebelumnya dibentuk pada saat Kongres Tahunan PSSI, 20 Januari 2019. Selain Ahmad, ada pula sosok mantan Sekjen PSSI, Azwan Karim, yang menduduki posisi Wakil Ketua Tim Ad Hoc Integrity.

Dari sederet nama yang direkrut tim ini, yang paling menyita perhatian adalah sosok mantan Kapolri, Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti. Badrodin jadi salah satu anggota Dewan Penasehat tim.

PSSI dan Polri Kompak Berantas Mafia Bola, Jokowi Acungkan 2 Jempol

Seperti yang diketahui, Tim Ad Hoc Integrity dibentuk guna menyelesaikan kasus pengaturan skor (match fixing), yang kembali terkuak sejak akhir 2018 lalu. Nantinya, Tim Ad Hoc Integrity punya waktu satu tahun untuk menjalankan tugasnya.

"Ini adalah tindak lanjut dari endorsement pada 2014, FIFA pernah men-support kami untuk memerangi match manipulation conduct saat itu. Program kerja selama satu tahun untuk Komite Ad Hoc Integrity, untuk menuntaskan masalah match fixing," ucap Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, kepada wartawan.

Ketum PSSI Erick Thohir Apresiasi Sikap Presiden Jokowi dan Kapolri Sikat Habis Mafia Bola

Terkait tugas Tim Ad Hoc Integrity, Tisha juga menjelaskan lima tugas pokok Ahmad Riyadh cs. Kelima tugas utama Tim Ad Hoc Integrity adalah tindakan pencegahan, manajemen risiko, perangkuman informasi, investigasi, hingga proses penegakkan disiplin.

Tugas-tugas pokok ini nantinya akan dikerjakan secara sistematis, hingga nantinya akan diketahui tindakan apa yang harus dilakukan. Apakah hanya akan melibatkan komisi yudisial PSSI, atau memang sudah menasuki ranah hukum.

"Ada lima tugas utama, yang pertama prevention, atau langkah apa untuk pencegahan. Yang kedua risk management di mana kita harus memiliki SOP yang jelas di setiap kompetisi. Yang ketiga adalah information gathering. Seperti apa kami mencari informasi, single poin of contact-nya siapa, bagaimana pelaporan, dan bagaimana tindak lanjutnya," kata Tisha melanjutkan.

"Kemudian pilar keempat adalah investigasi. Bila kita dari satu, dua, tiga pilar tadi menemukan hal-hal yang sekiranya bisa dinaikan ke tahap berikutnya agar bisa diinvestigasi. Kemudian yang terpenting disciplinary proceeding. Apakah disciplinary proceeding itu akan masuk dalam komisi yudisial PSSI, atau ranah hukum, atau harus diinvestigasi ulang, itu akan diputuskan dalam lima step tadi secara sirkular," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya