Profil Joko Driyono, Hampir Jadi Pemain Pro hingga Ketum PSSI

Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, baru saja ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Versi PSSI, Joko ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus memasuki tempat yang telah dipasang garis polisi, bukan pengaturan skor.

Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3

Kasus ini tentu menjadi perhatian publik sepakbola nasional. Di dunia maya, banyak pihak yang bersuara terkait penetapan Joko sebagai tersangka. Ada yang bersyukur karena menganggap akhirnya rezim lama di sepakbola tumbang juga.

Ya, Joko memang orang lama di PSSI. Mengawali karier sebagai jurnalis olahraga, Joko mendapat kesempatan untuk menjadi manajer Pelita Krakatau Steel.

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

Kemudian, masuk sebagai anggota biasa PSSI pada era 2000-an. Hingga akhirnya, Joko menempati jabatan strategis di era Nurdin Halid, CEO PT Liga Indonesia.

Kapasitas Joko sebagai mastermind dalam urusan kompetisi terlihat saat menjabat CEO PT Liga. Suka tidak suka, Joko merupakan satu-satunya orang yang bisa menggulirkan format kompetisi penuh di sepakbola Indonesia.

Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan

Sistem 'paket' dalam laga kandang-tandang jadi sebutannya. Gambarannya begini, sebuah klub bisa melakoni dua laga tandang dalam satu waktu berdekatan sekaligus, didasari atas jarak satu daerah ke lainnya yang akan dikunjungi.

Lewat sistem ini, jadwal menjadi lebih efisien. Pengeluaran klub juga terpangkas, ketimbang bolak-balik untuk pulang dan pergi. Sistem ini pun dipakai di kompetisi hingga sekarang.

Karier Jokdri makin moncer di 2013. Pada 17 Juni 2013, di Hotel Shangri La, Joko diangkat menjadi Sekretaris Jenderal PSSI oleh Ketua Umum Djohar Arifin Husin. Ada pro dan kontra saat itu, karena Joko rangkap jabatan sebagai CEO PT Liga pula.

Joko sempat meminta kepada pemegang saham PT Liga untuk membahas posisinya di Rapat Umum Pemegang Saham dan menunjuk CEO baru. Namun, hasil RUPS menyatakan Joko harus duduk di posisi tersebut. Kontroversi muncul di kalangan publik, perdebatan terjadi karena banyak yang tak setuju Joko rangkap jabatan dan keduanya strategis.

2015, Joko sempat masuk jadi kandidat Ketua Umum PSSI. Dan pada 2016, akhirnya dia bersaing dengan Edy Rahmayadi dalam Kongres Luar Biasa. Tapi, Joko gagal jadi Ketua Umum PSSI, dan hanya menjadi wakil Edy.

Baru pada Kongres Tahunan di Bali awal Januari 2019 lalu, Joko diangkat sebagai Ketua Umum PSSI, menyusul mundurnya Edy.

Di balik rekam jejak manajerialnya, pria asal Ngawi ini juga punya kemampuan olah bola mumpuni. Berposisikan sebagai gelandang, Joko piawai dalam mengatur tempo permainan dari lini tengah.

Semasa muda, Joko sempat membela klub tanah kelahirannya di Piala Soeratin. Kemudian, Joko juga sempat membela Putera Gelora. Fakta menarik lainnya, Joko hampir saja jadi pemain profesional karena hampir gabung Arseto Solo. Namun, Joko lebih memilih kuliah di Institut Teknologi Surabaya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya