Menakar Iming-iming Piala Dunia dari Calon Ketua Umum PSSI

Logo Kongres tahunan PSSI 2019
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 27 Juli 2019. KLB ini memiliki tiga agenda utama, yakni revisi statuta PSSI, revisi Kode Pemilihan PSSI, dan memilih anggota baru untuk Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP).

Pengakuan Mengejutkan Shin Tae-yong Jelang Lawan Korea Selatan, Ternyata Dia Merasa...

Sedangkan pemilihan ketua umum baru dilakukan pada Kongres Biasa tahun depan. Sederet nama baru pun muncul untuk bisa menjadi suksesor Edy Rahmayadi di kursi panas PSSI-1. Mulai dari Erick Thohir, Umuh Muchtar, Khrisna Murti, hingga politikus macam Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Namun, sejauh ini yang terang-terangan mengajukan diri untuk menjadi calon ketua umum PSSI baru dua orang. Menariknya, bukan dari lima nama yang disebutkan diatas. Kedua orang yang mengaku siap mencalonkan diri itu adalah eks Ketua Badan Tim Nasional (BTN) medio 2009, Rahim Soekasah, dan Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.

Dulu Lawan Sekarang Kawan, Momen Shin Tae-yong Bawa Korsel Bantai Timnas Indonesia U-23

Dari segi program, Rahim dan Iwan Bule memiliki kesamaan. Keduanya ingin membawa Timnas Indonesia bermain di Piala Dunia. Rahim menjanjikan dalam dua tahun ke depan Timnas Indonesia bisa juara di level Asia Tenggara. Kemudian, empat tahun ke depan merajai Asia, dan delapan tahun ke depan, Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia.

Hal itu hampir sama dengan apa yang digaungkan Iwan Bule beberapa waktu belakangan ini. Visi dan misi Iwan adalah meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 dan Olimpiade 2032.

Timnas Indonesia U-23 Mengganas di Piala Asia, Marc Klok: Masa Depan Cerah

Iwan Bule membandingkan capaian Timnas Argentina di kancah internasional. Dengan luas wilayah yang kecil, tapi mereka bisa menghasilkan sejumlah pemain papan atas.

"Argentina itu negara kecil, tapi karena sepakbolanya bagus, dunia jadi tahu," kata Iwan Bule saat berbicara dalam sebuah diskusi di Surabaya, Jawa Timur.

Rahim yang juga mengincar target juara untuk Timnas Indonesia, mengedepankan pengalamannya dalam sepakbola. Kiprahnya tak cuma di Indonesia, tapi juga Australia dengan menjadi chairman Brisbane Roar.

"Saya sudah 39 tahun (dari usia 30 tahun) berkecimpung di sepakbola. Jadi saya tuh sangat mengerti sepakbola indonesia, bukan saya sombong ya. Dari zaman itu saya sudah ikut kepengurusan dan saya tahu beratnya tugas dan banyaknya masalah di PSSI," kata Rahim.

Mimpi Terlalu Tinggi

Menanggapi sejumlah target itu, pengamat sepakbola nasional, Mohamad Kusnaeni mengapresiasi misi mulia dari kedua calon. Namun, secara rasional target itu berat terwujud.

"Kalau cita-cita emang harus tinggi, tapi kalau Piala Dunia 2026 itu artinya tujuh tahun dari sekarang. Itu sangat optimistis menurut saya. Tapi, sebagai praktisi sepakbola, saya menganggap lolos ke Piala Dunia tidak bisa diukur dalam hitungan tahun. Hitungannya harus puluhan tahun," kata Kusnaeni kepada VIVAnews, Selasa 16 Juni 2019.

Untuk tampil di Piala Dunia, Bung Kus, begitu sapaan akrabnya, menyebut Indonesia membutuhkan kompetisi yang dapat menghasilkan pemain-pemain berkualitas dan dapat diterima bermain di kompetisi selevel J-League, K League 1, dan Liga Super China.

"Kalau pemain belum bermain di liga top Asia, ketika dia main di kualifikasi akan berat. Ya berat, tapi tidak apa-apa namanya juga cita-cita," imbuhnya.

Dalam kesempatan berbeda, pengamat sepakbola nasional lainnya, Tommy Welly menuturkan seharusnya calon ketua umum PSSI menyuguhkan visi dan misi yang solutif dengan situasi sepakbola Tanah Air saat ini.

Towel, begitu sapaan akrabnya belum melihat hal itu dari kedua calon baik Rahim maupun Iwan Bule. Menurutnya, untuk saat ini publik butuh sosok yang memiliki integritas untuk mengembalikkan kepercayaan masyarakat yang belakangan ini mulai luntur karena berbagai masalah di tubuh PSSI.

"Untuk calon kalau ada lebih dari dua lebih bagus. Tapi yang penting adalah profil yang menjanjikan perubahan untuk sepakbola dan punya solusi untuk masalah sepakbola Indonesia sekarang," kata Towel.

"Kalau tujuannya ke Piala Dunia, tidak perlu sosok elite. Semua juga bercita-cita seperti itu. Menurut Saya, saat ini seharusnya bukan iming-iming ke Piala Dunia, tapi kontruksi pemetaan masalah kalau kita mau berubah," imbuhnya.

Bicara Piala Dunia 2026, lanjut Towel terlalu jauh. Karena menurut dia, sistem kepemimpinan PSSI yang berintegritas harus lebih diutamakan.

"Karena ketua ini kan ada periodenya. Jadi sulit bicara tujuan yang telalu jauh, tidak perlu lagi bombastis. Ada yang harus bicara tentang integritas sepakbola. Untuk ide ke Piala Dunia bisa saja betul, tapi waktunya sekarang tidak pas," jelas Towel.

Mantan pemain Timnas Indonesia Primavera, Supriyono Prima turut menanggapi iming-iming Iwan Bule. Menurut dia, menuju pentas dunia 2026 dan Olimpiade 2032 terlalu ketinggian dan cenderung tidak realistis.

Menurutnya, untuk tampil di Piala Dunia, Indonesia tidak hanya membutuhkan infrastruktur semata. Banyak faktor yang tak kalah penting, di antaranya adalah kekuatan Tim Nasional itu sendiri.

"Ya kalau saya sebagai masyarakat, sebagai pengamat, jelas senang mendengar Indonesia ingin ke Piala Dunia. Tapi, harus realistis juga. Jangan melihat sepakbola hanya dari sisi bisnis saja, nanti Timnas bisa babak belur," kata Supriyono.

Baginya, program mendasar harus lebih dulu dibenahi. Apalagi kondisi saat ini, PSSI kerap bermasalah secara organisasi. Sedangkan pembinaan usia dini yang mencolok sejauh ini cuma Garuda Select yang dikirim ke Inggris.

"Sedangkan sepakbola Indonesia bagaimana, program dia (Iwan Bule) untuk meloloskan Indonesia seperti apa. Proses seleksinya seperti apa, apakah cukup dengan program saat ini (Garuda Select) yang hanya enam bulan," ucap Supriyono. (rik)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya