Petik Pelajaran dari Mulut Pedas Legenda Chelsea di Garuda Select

Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise, ditemui di kawasan Walsall, Inggris
Sumber :
  • VIVA/Satria Permana

VIVA – "Setop! Sudah berapa lama lu main bola? Masih saja begitu mainnya," teriak pria dengan perawakan gemuk dan wajah tegasnya itu. Benny Selvianus Dollo adalah pria yang dimaksud. Mulutnya memang pedas ketika melatih, setidaknya kalimat itu sering saya dengar saat sedang menempa para pemain Persija Jakarta di medio 2013/14.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Terdengar tak enak di telinga. Sakit pastinya, karena langsung menusuk ke hati. Tapi, ada maksud dari Om Benny saat melepaskan kalimat tersebut. Dia ingin anak-anak asuhnya paham dengan keinginannya.

Pun, Om Benny merupakan orang yang begitu tegas dan berniat menempa mental anak-anak asuhnya.

Wonderkid Chelsea Terancam Sanksi Disiplin Usai Diduga Kunjungi Klub Telanjang

Sosok pelatih macam ini memang dibutuhkan di sepakbola nasional. Bukan tanpa alasan, sebab mental para pemain bisa terasah jika jumpa pelatih macam ini.

Di Eropa, tak sedikit pelatih dengan mulut kotor. Jose Mourinho salah satunya. Beberapa kali, Mourinho bahkan sempat berantem dengan anak asuhnya karena metode latihan keras.

Menguak Rahasia di Balik Kehebatan Kopassus yang Disegani di Dunia

Namun, salah satu mantan anak asuhnya, Marcus Rashford, justru bersyukur bisa dilatih oleh Mourinho dan merasakan mulut comel hingga tangan besinya.

Manajer Manchester United, Jose Mourinho

"Begitu berat saat dilatihnya. Tapi, ketika merefleksikan diri pada lima atau enam tahun lalu, momen-momen itu yang membentuk ketangguhan mental saya," kata Rashford dikutip United Podcast.

"Sebagai pemain, di segala aspek, saya berkembang pesat. Terlebih, selama dua tahun dilatih oleh Jose. Ada masa naik dan turun, tapi itulah periode yang membuat saya jadi pemain lebih baik," lanjutnya.

Mulut kotor saja tak cukup. Tapi, pelatih harus punya wibawa pula. Sebab, mereka harus memberi contoh yang layak bagi para pemainnya.

Kemampuan manajemen tim yang mumpuni juga dibutuhkan sang pelatih. Dari situlah, rasa hormat dari pemain terhadap sang pelatih muncul.

Di Garuda Select, trio Dennis Wise, Des Walker, dan Danny Holmes, begitu keras dan tegas kepada seluruh anak asuhnya. Mereka tak ragu menegur seluruh pemainnya dengan keras.

Tak pandang bulu, pemain sekelas Bagus Kahfi, Brylian Aldama, dan David Maulana, juga sempat disemprot oleh Wise Cs.

Bomber skuat Garuda Select, Amiruddin Bagus Kahfi

Saat VIVA menemani Garuda Select berlatih di Inggris, terlihat dengan jelas bagaimana ketegasan ketiganya. Bahkan, Wise kerap berteriak ke arah pemain saat melakukan kesalahan di pertandingan atau latihan.

Namun, Wise juga mampu membawa emosi para pemain menjadi lebih adem. Permainan psikologisnya cukup mumpuni.

Maka dari itu, rasa hormat muncul dari para pemain terhadap Wise dan kawan-kawan di tim kepelatihan Garuda Select.

Teladan macam ini yang setidaknya bisa dicontoh oleh para pelatih muda di Indonesia. Tayangan Dream Chasers di Mola TV cukup menjadi gambaran harus seperti apa para pelatih mengelola timnya.

Dari episode ke episode, terlihat dengan jelas bagaimana Wise Cs mengelola tim lewat tempaan kerasnya.

Pun, para pemain bisa mengilhami bagaimana ketahanan mental penggawa Garuda Select saat harus menghadapi pelatih keras macam itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya