Mereka Memilih untuk Tinggalkan PSSI

Harbiansyah
Sumber :
  • Ikram/VIVAnews

VIVAbola - Prihatin dengan situasi yang terjadi di tubuh PSSI, Wakil Ketua Komite Banding PSSI, Ahmad Riyadh memilih meletakkan jabatannya. Sebelumnya langkah yang sama telah lebih dulu ditempuh oleh beberapa pengurus PSSI era Djohar Arifin Husin.

Riyadh telah menyampaikan pengunduran dirinya baik secara lisan maupun surat resmi kepada PSSI, 21 Februari 2012. Dalam suratnya, Riyadh mengatakan bahwa kondisi PSSI saat ini sangat merugikan sepak bola nasional. Riyadh juga mengaku kecewa dengan langkah PSSI dalam menggelar Kongres Tahunan pada 18 Maret mendatang.

"Terhitung sejak hari ini, saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Ketua Komite Disiplin PSSI,"kata Ahmad Riyadh di kantor KPSI, kawasan GBK, Senayan, Selasa, 21 Februari 2012.

"Saya berharap kongres tahunan menjadi sarana rekonsiliasi, tapi yang terjadi sekarang wacana itu menjauh dari kenyataan. Saya tidak bisa bersikap jika masih ada di dalam sistem PSSI sehingga saya memutuskan keluar," sambung Riyadh.

Langkah yang sama telah ditempuh Harbiansyah Hanafiah. Pria yang akrab disapa Pak Haji itu memutuskan meninggalkan jabatannya sebagai Direktur Badan Liga Indonesia (BLI), Sabtu, 24 September 2011. Harbiansyah mundur karena tidak sepakat dengan keputusan PSSI mengubah liga kasta tertinggi dari 18 tim menjadi 24 tim.

Harbiansyah juga tidak sepakat dengan masuknya Persibo Bojonegoro dan Persema Malang yang masih berstatus kena sanksi. Menurut Harbiansyah, dirinya sudah tidak sejalan dengan kepengurusan PSSI era Djohar Arifin yang dianggap telah banyak melanggar statuta.

"Sebelumnya saya menerima keputusan 18 klub dalam kompetisi. Kalau kemudian menjadi 24 tim itu melanggar statuta. Saya masuk kelompok 78 karena Nurdin Halid melanggar statuta. Karena PSSI sekarang melanggar statuta maka saya mundur," katanya saat itu.

Harbiansyah merupakan salah satu pentolan Kelompok 78 yang tak lain adalah pendukung setia Djohar Arifin Husin. Kelompok ini awalnya mendukung pasangan Arifin Panigoro-George Toisutta, namun mengalihkan dukungannya kepada Djohar karena terbentur dengan keputusan FIFA melarang kedua jagoan mereka untuk maju pada pemilihan di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Solo, Juli 2011.

Ironisnya, Harbiansyah belakangan justru dijatuhi sanksi oleh PSSI. Dirut PT Putra Samarinda tersebut dihukum tiga tahun tidak boleh beraktivitas di sepak bola di lingkungan PSSI. Harbiansyah juga diwajibkan membaya denda sebesar Rp 150 juta.

Hukuman ini dijatuhkan karena Harbiansyah dianggap berperilaku buruk karena menerima jabatan sebagai Komisaris Utama PT Liga Indonesia. PT Liga merupakan penyelenggara Liga Super Indonesia (ISL) yang sampai saat ini tidak diakui oleh PSSI.

Setelah Harbiansyah, tiga bulan berikutnya giliran pelatih timnas U-23, Rahmad Darmawan yang memilih mundur dari jabatannya. Pelatih yang membawa Garuda Muda merebut medali perak pada SEA Games 2011 itu mundur karena merasa gagal menjalankan tugasnya.

Rahmad menyerahkan surat pengunduran dirinya pada 13 Desember 2011. Padahal kontraknya masih tersisa hingga 2013 mendatang. Selain karena kegagalan timnas U-23 merebut emas, mantan pelatih Persija tersebut juga kecewa dengan keputusan PSSI melarang pemain Liga Super Indonesia (ISL) memperkuat tim nasional.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia


Kunjungan Rahmat Darmawan ke VIVAnews.com


"Yang jelas, saya berharap semoga ke depannya semua pemain bisa dipanggil ke Timnas. Yang terbaik di Indonesia bisa dipanggil. Supaya pelatih enak dan dia tidak dimusuhi sama pemain-pemain," kata Rahmad setelah resmi mengakhiri kontraknya, 13 Januari 2012.

TC Timnas Hari Kedua, Boaz Jalan-jalan di Pinggir Lapangan
Andik Vermansah saat berseragam Selangor FA

Andik Vermansyah Absen di Seleksi Timnas Tahap Kedua

Seleksi Timnas tahap kedua bakal digelar pekan depan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016