Piala Presiden Usai, Ini Evaluasi PSSI

Kantor PSSI di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A.

VIVA.co.id - Usai sudah final turnamen sepakbola Piala Presiden 2015. Persib Bandung berhasil tampil sebagai juara sekaligus berhak mengangkat trofi di hadapan ribuan pendukungnya di SUGBK, Senayan, Minggu malam.

Namun, di luar hiruk pikuk di stadion, PSSI selaku pemberi rekomendasi kepada penyelenggara, Mahaka Sport and Entertainment, memberi beberapa catatan terhadap perhelatan turnamen Piala Presiden.

“Kami memberi beberapa catatan kepada Mahaka. Catatan ini penting, sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi kita semua, khususnya bagi kebijakan PSSI ke depan," ungkap Sekjen PSSI, Azwan Karim, Senin 19 Oktober 2015.
 
"Catatan ini disampaikan kepada publik, agar masyarakat tidak terus menerus diberikan informasi yang tidak benar. Seperti dikatakan bahwa Piala Presiden berlangsung tanpa PSSI. Itu informasi yang salah dan menyesatkan,” tambahnya

Dalam catatannya, Azwan mengungkapkan kronologi awal gagasan digelarnya Piala Presiden. Azwan mengatakan, pada awalnya Tim Transisi Kemenpora yang akan menggelar turnamen Piala Presiden dengan peserta klub-klub ISL.

Namun, itu tidak mendapat respons sama sekali dari klub-klub ISL yang notabene anggota PSSI. Akhirnya, munculah promotor Mahaka Sport sebagai penyelenggara. Namun, setelah berkonsultasi dengan PSSI, Mahaka Sport mengubah nama turnamen menjadi Piala Indonesia Satu.

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

Dengan alasan agar tidak diklaim sebagai produk tim transisi. “PSSI memberi rekomendasi kepada Mahaka dengan title event Piala Indonesia Satu,” tukas Azwan. 
 
Atas rekomendasi PSSI tersebut, klub-klub ISL anggota PSSI bersedia mengikuti turnamen tersebut. Apalagi, sejumlah klub menggunakan ajang turnamen ini sebagai pengisi vakumnya kompetisi ISL 2015.

Selanjutnya, Azwan melanjutkan, ada kesepakatan antara PSSI dengan Mahaka yang diwakili Maruarar Sirait. Saat itu Ara, sapaan akrab Maruarar, menemui Presiden PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, pada akhir Juli silam.

Kesepakatan yang diajukan Ara adalah nama turnamen tersebut kembali menjadi Piala Presiden. Hal itu dikatakan Ara setelah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo yang dikatakan setuju melibatkan PSSI dalam pelaksanaan turnamen tersebut. 
 
Ara juga meminta agar PSSI menugaskan perangkat pertandingan dari ISL di turnamen ini, demi terjaganya kualitas turnamen.

La Nyalla pun setuju dengan catatan, turnamen Piala Presiden dijadikan event pramusim ISL. Untuk kemudian dilanjutkan dengan kompetisi ISL musim 2016 di akhir November 2015.

“Ara menyanggupi dan berkomitmen membantu perizinan ISL di kepolisian. Tetapi, ternyata ISL tetap tidak boleh dijalankan oleh Menpora dengan alasan PSSI dibekukan,” kata Azwan.
 
Azwan juga menambahkan, sebelumnya, CEO Mahaka, Hasani Abdulgani, telah meminta kepada PSSI agar dapat menggunakan perangkat pertandingan yang digunakan di kompetisi ISL.

“Pak Hasani menemui kami di PSSI, dan saat itu meminta agar PSSI menugaskan perangkat pertandingan yang digunakan di ISL, demi menjaga kualitas turnamen. Sebab, bila perangkatnya bukan dari ISL, Hasani menyatakan akan membatalkan turnamen itu, karena pasti tidak berkualitas dan tidak layak jual,” urai Azwan.

Namun, belakangan yang terjadi, klaim dari Menpora bahwa Piala Presiden sukses terselenggara tanpa keterlibatan PSSI. Atas beberapa hal di atas, catatan PSSI terhadap Mahaka adalah bahwa promotor yang dipimpin Hasani Abdulgani tersebut tidak memegang komitmen untuk menjalankan beberapa kesepakatan dengan PSSI, terutama terkait dengan pelaksanaan kompetisi ISL musim 2015/2016.

Bahkan, PSSI merasa tersinggung ketika di acara pembukaan Piala Presiden di Bali, beberapa pekan lalu, PSSI sebagai induk sepakbola nasional seperti dianggap tidak ada.

“Atas beberapa catatan tersebut, kesekjenan PSSI akan memberikan masukan kepada Komite Eksekutif PSSI untuk memberi catatan khusus kepada Mahaka Sport,” kata Azwan. (one)

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan

Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3

Sepakbola Indonesia kembali tercoreng dengan adanya aksi tak sportif yang mengindikasikan munculnya sepakbola gajah. Itu terjadi di Liga 3.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022