Ketika Cakar Barca Tak Kuasa Menahan Taring Serigala Roma

Megabintang Barcelona, Lionel Messi
Sumber :
  • REUTERS/Tony Gentile

VIVA – Perempatfinal Liga Champions menghasilkan kejutan tak terduga. Banyak kejadian di luar prediksi yang justru menjadi hasil akhir dari pertandingan.

Bicara Kekalahan dari Madrid, Bek Barcelona Silang Pendapat dengan Xavi

Yang paling kentara tentu hasil akhir dari laga Barcelona yang bertandang ke markas AS Roma di Olimpico. Berbekal keunggulan 4-1 di leg pertama, nyatanya modal itu seakan tak berarti setelah menjalani laga leg 2.

Lionel Messi cs seperti kehilangan jati diri saat bermain selama 90 menit. Meski mendominasi, tapi Los Azulgranas didikte permainan I Giallorossi.

Real Madrid Vs Barcelona Seperti Final LaLiga

Misi untuk membalikkan keadaan pun berjalan dengan sukses. Edin Dzeko, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas menjadi aktor kebangkitan Roma dan menutup laga dengan keunggulan 3-0.

Sebenarnya, agregat masih imbang 4-4. Namun, I Lupi unggul agresivitas gol tandang.

Dikalahkan Real Madrid, Kiper Barcelona Kecam LaLiga

Melihat kekalahan timnya, pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, tak memberikan pembelaan. Dia mengakui jika Roma berhasil tampil lebih baik.

"Ketika Anda kalah seperti ini, rasanya selalu berat tapi mudah saja untuk bilang bahwa rival kami sangat tangguh dari menit pertama sampai akhir," kata Valverde.

"Mereka menerapkan pressing tinggi sepanjang laga dan itu membuat kami sulit menampilkan permainan kami. Mereka memenangi bola-bola kedua, gol mereka juga tercipta di momen-momen yang tepat. Ini hari yang buruk untuk kami. Sejujurnya, mereka bermain sangat bagus dan kami tidak," lanjutnya.

Pelatih asal Spanyol itu tak ingin menyalahkan siapa pun dalam keterpurukan Barca di laga ini. Mantan juru taktik Athletic Bilbao itu mengakui jika semua ini adalah kesalahannya.

"Benar, ini kekalahan yang menyakitkan. Saya berharap ini tak berpengaruh pada kami di pertandingan berikutnya, tapi jelas jadi pukulan yang begitu telak," kata Valverde.

Bagi kubu Roma, kemenangan ini menjadi sebuah keajaiban yang menjadi kenyataan. Itu tak lepas dari pesan pelatih I Lupi, Eusebio Di Francesco, yang membangkitkan semangat pemain Roma.

"Pada babak pertama, Pelatih mengatakan kepada kami untuk tetap tenang, karena kami tahu bahwa kami dapat mencapai keajaiban ini," kata Alessandro Florenzi.

Kegagalan ini menjadi yang ketiga secara beruntun diraih Barca. Dua musim sebelumnya, El Barca juga selalu kandas di babak perempatfinal Liga Champions.

Selanjutnya>>> Roma Ulangi Sejarah

Roma Ulangi Sejarah

AS Roma Singkirkan Barcelona

Banyak pihak menilai Roma sedang menjalankan "mission impossible" ketika menjamu Barca. Bagaimana tidak, Edin Dzeko cs sudah tertinggal 1-4 di leg pertama.

Namun, I Giallorossi membuktikan jika prediksi itu hanya tulisan di atas kertas belaka. Nyatanya, mereka mampu memenangkan duel dengan membungkam El Barca dengan skor 3-0.

Ternyata, ini bukan kali pertama pasukan Serigala Roma bisa mematahkan prediksi dengan mengalahkan Los Azulgranas. Mundur jauh ke musim 2001/2002, Giallorossi juga mampu mengalahkan Barca dengan skor yang sama.

Dilansir Soccerbase, Roma bertemu Barca di di babak 2 penyisihan grup Liga Champions 2001-02. Dalam laga yang berlangsung di Olimpico, Roma menghajar Barca 3-0. Gol-gol tuan rumah disumbangkan oleh Emerson (61'), Vincenzo Montella (74'), dan Damiano Tommasi (90'+2).

Dan ketika menyinggung soal comeback di Liga Champions, Roma justru berhasil meniru langkah sang lawan yang biasanya menjadi aktor utama. Sebab, musim sebelumnya Barca mencatatkan comeback apik kala bersua Paris Saint-Germain di babak 16 besar.

Sempat kalah 0-4 di leg pertama, Barcelona akhirnya menang 6-1 di leg kedua. Sayang, langkah Barca terhenti di perempatfinal oleh Juventus.

Kekalahan Barca memberikan penyesalan pada satu pemain Barca, yakni Andres Iniesta. Sebab, ini bisa menjadi laga terakhirnya di Liga Champions bersama El Barca.

"Ini bisa jadi pertandingan terakhir saya di Liga Champions. Tapi, ini bisa menjadi saat yang sulit untuk tim ini," kata Iniesta seperti dilansir situs resmi UEFA.

"Kami ingin menjuarai turnamen ini. Tapi, kami gagal melakukannya lagi," lanjutnya.

Selanjutnya>>> Kebangkitan Liverpool di Eropa

Kebangkitan Liverpool di Eropa

Permalukan Man City, Liverpool ke Semifinal Liga Champions

Kesuksesan Roma juga diikuti oleh Liverpool. The Reds menyempurnakan kemenangan di leg pertama dengan kembali membungkam Manchester City di Etihad Stadium.

Sempat tertinggal oleh gol cepat Gabriel Jesus di menit kedua, Liverpool tak panik. Kesabaran mereka berbuah hasil pada babak kedua tepatnya menit 56 ketika Mohamed Salah mencetak gol yang kemudian disempurnakan oleh gol Roberto Firmino.

Kemenangan ini membuat manajer The Reds, Juergen Klopp, tersenyum lebar. Bagaimana tidak, menurutnya Liverpool telah menaklukkan tim terbaik dunia.

"Saya benar-benar berpikir mereka (ManCity) adalah tim terkuat di dunia saat ini. Tapi, saya tahu cara mengalahkan mereka," kata Klopp seperti dilansir Soccerway.

"Itu tidak membuat kami menjadi tim yang lebih baik. Itu hanyalah sepakbola. Hal yang keren adalah pertandingannya," ujar eks pelatih Borussia Dortmund ini.

Sebenarnya, kemenangan The Reds juga tak lepas dari banyaknya kontroversi yang menyelimuti. Hanya saja, Klopp tak mau ambil pusing dengan kondisi tersebut.

Kemenangan ini juga memunculkan fakta unik bagi Liverpool. Seperti dilansir Opta, ini adalah semifinal pertama Liverpool di Liga Champion sejak terakhir kali diraih pada 2008. Kala itu, The Reds ke babak empat besar dengan menyingkirkan Arsenal, tetapi akhirnya kalah agregar 3-4 dari Chelsea di semifinal.

Liverpool juga telah mencapai tahap semifinal di Eropa baik Liga Europa atau Liga Champions untuk 10 kalinya. Mereka hanya kalah dari Manchester United yang sudah menorehkan 12 kali ke babak semifinal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya