Spanyol Tersingkir Bukan Sebuah Kejutan

Pertandingan Rusia melawan Spanyol di Piala Dunia 2018
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Shemetov

VIVA – Rusia berhasil menyingkirkan Spanyol lewat adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 2018, Minggu 1 Juli 2018. Tersingkirnya Spanyol, diklaim banyak pihak, sebagai kejutan lain dalam Piala Dunia kali ini.

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Sebenarnya, tersingkirnya Spanyol lebih awal bukan sebuah kejutan. Memang, Spanyol bukanlah salah satu kandidat juara atau calon kontestan semifinal.

Kondisi internal yang berkembang di skuat Spanyol jadi salah satu penyebabnya. Lihat saja, tiga hari jelang Piala Dunia dimulai, skuat La Furia Roja diguncang dengan keputusan dicopotnya jabatan Julen Lopetegui sebagai pelatih.

Hasil Lengkap: Timnas Portugal Keok dengan Ronaldo, Hujan 6 Gol Spanyol Vs Brasil

Fernando Hierro kemudian datang sebagai suksesor. Kebijakan Federasi Sepakbola Spanyol sebenarnya menjadi sebuah blunder.

Sebab, Lopetegui sudah menanamkan sistem permainannya di skuat Spanyol. Ditambah, Hierro minim pengalaman dalam menangani tim.

David de Gea Plans to Join Saudi Arabian Club Al-Shabab

Benar saja, permainan Spanyol sejak awal penyisihan grup tak terlalu meyakinkan. Oke, mereka mampu menguasai permainan dalam tiga laga penyisihan grup. Tapi, Spanyol terlalu rapuh.

Pun dengan ketajaman mereka saat menyerang. Seperti biasanya, Spanyol kerap membangun serangan dengan sistem yang rapi, dari belakang, merangkak ke tengah, lalu ke depan, lewat kombinasi umpan-umpan pendek.

Namun, saat mencapai jantung pertahanan lawan atau biasa disebut final third, para pemain Spanyol tampak bingung mencari cara untuk menembus pertahanan lawan.

Ini benar-benar terlihat saat Spanyol menghadapi Rusia. Ketika berduel dengan Beruang Merah, Spanyol unggul jauh dalam hal penguasaan bola.

Jumlah operan mereka juga terbilang sangat luar biasa. Ada 1.114 operan yang dilepaskan oleh Spanyol. Mereka juga mencatatkan 1.344 sentuhan.

Andres Iniesta bersama Timnas Spanyol di Piala Dunia 2018

Statistik ini unggul jauh atas Rusia, yang cuma mencatatkan 290 operan dan menyentuh bola sebanyak 510 kali. Begitu catatan Who Scored.

Akurasi operan mereka juga jauh lebih baik, yakni 90,31 persen. Dan, Spanyol dinobatkan sebagai tim paling banyak melepaskan operan di Piala Dunia 2018, hingga sekarang.

Hanya saja, Spanyol bingung ketika menguasai bola. Mereka malah lebih banyak berkutat di lini tengah, berganti arah serangan, tanpa adanya keputusan yang pasti untuk menyelesaikan skema serangan.

Bukti nyata adalah dalam heatmaps yang dikeluarkan WhoScored usai laga. Para pemain Spanyol terlihat tak banyak masuk ke kotak penalti.

Peluang mereka lebih sering diakhiri di luar kotak penalti. Ada sekitar 24 sepakan yang dilepaskan, dan sembilan di antaranya mengarah ke gawang.

Tapi, dari seluruh upaya tersebut tak satu pun berbuah gol. Ada pun, gol Spanyol berasal dari bunuh diri Sergei Ignashevich.

"Hari ini, jadi yang paling sedih sepanjang karier saya. Tapi, inilah sepakbola dan tak seharusnya semua berhenti. Hidup masih berjalan," tulis Isco di akun Instagramnya, @iscoalarcon.

Faktor ‘Tangan Bau’ De Gea

Kiper Timnas Spanyol, David De Gea

Penyebab lain dari kegagalan Spanyol di Piala Dunia 2018 ini adalah David De Gea. Performa De Gea sepanjang Piala Dunia 2018 benar-benar buruk.

Bermain apik bersama Manchester United di musim 2017/18, De Gea malah jadi pesakitan bersama Timnas Spanyol.

Dalam empat pertandingan di Piala Dunia 2018, De Gea selalu kebobolan.Total, gawang De Gea kebobolan enam kali.

Statistik penyelamatan De Gea di bawah mistar juga sangat buruk. Hanya ada satu penyelamatan yang mampu dilakukan oleh De Gea.

Penyelamatan tersebut dilakukan De Gea saat Spanyol berduel dengan Maroko, di penyisihan grup Piala Dunia 2018. Berhadapan satu lawan satu dengan Ahmed Boutaib, De Gea mampu memblok bola sontekan sang lawan.

Sebenarnya, saat melawan Rusia, De Gea sudah menunjukkan tanda kebangkitan. Ada dua sepakan penalti yang hampir saja diblok De Gea, tapi gagal.

Dengan demikian, kiper 27 tahun tersebut mencatatkan rekor buruk yang baru sejak 1966, yakni sebagai kiper yang paling sedikit melakukan penyelamatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya