Inggris Menuju Sejarah Baru di Piala Dunia

Para pemain Timnas Inggris merayakan kemenangan atas Kolombia
Sumber :
  • REUTERS/Carl Recine

VIVA – Sebagai negara yang disebut-sebut sebagai penemu sepakbola modern, prestasi Inggris justru tak terlalu gemerlap. Mereka baru merebut satu trofi bergengsi, yakni Piala Dunia 1966.

Hasil Lengkap: Timnas Portugal Keok dengan Ronaldo, Hujan 6 Gol Spanyol Vs Brasil

Ini tentunya hal yang miris. Apalagi, mereka memiliki liga paling kompetitif di dunia, Premier League. Bakat-bakat juga senantiasa muncul di Negeri Ratu Elizabeth.

Asa untuk mengakhiri rekor buruk tersebut terhampar di Piala Dunia 2018. Apalagi, mereka sukses menginjakkan kaki di perempat final.

Mimpi Buruk Manchester United, Pemain Ini Cedera saat Perkuat Timnas Inggris

Piala Dunia kali ini menjadi kuburan bagi tim-tim raksasa. Jerman, Portugal, Argentina, hingga Spanyol harus angkat koper. Tapi, ternyata hal tersebut tak berlaku untuk Inggris.

Inggris melaju ke perempatfinal, usai menaklukkan Kolombia 4-3 (1-1) lewat adu penalti di Otkrytiye Arena, Rabu dini hari WIB, 4 Juli 2018. Ini kali pertama The Three Lions menang lewat adu penalti di Piala Dunia.

Bintang Manchester United Ini Jalani Debut Bersama Timnas Inggris

Sebelumnya, Inggris selalu kalah dalam tiga adu penalti di Piala Dunia, pada 1990, 1998, dan 2006. Gelandang Tottenham Hotspur, Eric Dier menjadi penentu melajunya The Three Lions usai eksekusinya sebagai penendang terakhir tak mampu dibendung kiper Kolombia, David Ospina di babak adu penalti.

"Kami mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam eksekusi terakhir, sulit untuk kembali dari situasi tertekan itu. Tapi kami tahu apa yang harus kami lakukan dan kami tetap berpegang pada rencana kami," ungkap Dier kepada ITV seusai laga.

"Kami tidak pernah panik dan ketika sampai pada masa adu penalti, kami juga siap untuk menghadapinya," tegas Dier.

Kunci Kemenangan Inggris

Manajer Inggris, Gareth Southgate, menyatakan bahwa Inggris memang sudah sepantasnya memenangkan laga ini. Meski sempat diimbangi Kolombia lewat gol Yerry Mina di menit injury time babak kedua, namun Southgate melihat pasukannya sama sekali tak kendur dalam menerima tekanan Kolombia.

Tetap disiplin dan beringas meski berada di bawah tekanan, adalah sebuah catatan penting yang jadi alasan Southgate memuji pasukannya. Sebab menurutnya, ada banyak strategi untuk memenangkan laga dan bisa dipilih. Tapi, proses untuk memenangkan laga takkan bisa ditentukan pelatih manapun.

Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate

"Saya sangat senang dan berterima kasih untuk semua orang yang terlibat. Kami pantas menang dan kami bermain sangat baik di sebuah pertandingan besar, di bawah tekanan," kata Southgate dikutip BBC.

"(Gol Yerry Mina) memukul keras sebelum peluit akhir. Tapi, kami mempertahankan disiplin di bawah provokasi ekstrim dan kami mempertahankan bentuk permainan kami. Anda bisa memilih cara untuk menang, tapi Anda tidak bisa memilih prosesnya," ujarnya.

Southgate juga mampu memupus kenangan buruk yang dulu pernah dirasakannya saat membela Inggris di Piala Eropa 1996.

Mundur sekitar 22 tahun lalu, kala itu Inggris bersua Jerman di babak semifinal dan pemenang harus ditentukan melalui babak adu penalti. Sayangnya, Southgate yang menjadi penendang terakhir gagal melaksanakan tugasnya dengan baik dan harus merelakan tiket final jatuh ke tangan Der Panzer yang akhirnya menjadi juara.

"Kenangan itu tak akan pernah hilang. Momen itu akan hidup denganku selamanya. Sangat menyedihkan. Tapi, hari ini adalah momen spesial bagi seluruh tim dan semoga bisa memberi generasi ini keyakinan untuk bisa melangkah jauh karena itu adalah hal yang mungkin," kata Southgate dikutip dari Goal.

"Dalam hidup, Anda tak bisa bergantung oleh sejarah. Pemain-pemain muda ini sudah membuktikannya. Mereka menikmati turnamen ini dan sangat yakin menjalani perempatfinal," sambungnya.

Ambisi Kane


Selain berpeluang juara, ada ambisi tersendiri yang diungkapkan bomber Inggris, Harry Kane. Striker Tottenham Hotspur ini berpeluang menyabet gelar Sepatu Emas atau top scorer.

Striker Inggris, Harry Kane.

Kane sejauh ini sudah membukukan 6 gol. Pesaing terdekatnya adalah bomber Belgia, Romelu Lukaku yang mencetak 4 gol. Cristiano Ronaldo yang juga mencetak 4 gol sudah tak masuk persaingan karena Portugal sudah tersingkir.

"Saya sangat bangga. Anda pasti ingin membantu tim dan mencetak gol, dan kami mendapatkan beberapa penalti di turnamen ini," ujar pemain 24 tahun itu dikutip Evening Standard.

"Saya berharap ini bisa berlanjut. Saya senang dengan yang sudah saya raih, tapi ingin melakukan lebih. Saya hanya fokus menatap laga selanjutnya," jelas pemain Tottenham Hotspur itu.

Kane menilai kemenangan atas Kolombia sebagai hal yang penting. Sebab Inggris bisa mengakhiri sejarah kelam terkait adu penalti di Piala Dunia.

"Adu penalti lebih banyak ditentukan oleh mental. Dan kami sadar Inggris tak punya sejarah hebat di masa lalu soal adu penalti," kata Kane dilansir Skysports.

"Jadi, ini (kemenangan atas Kolombia) sesuatu yang manis. Kami bisa menghapus sejarah kelam itu. Dan ini juga memberikan kami keyakinan besar untuk melangkah ke depan," lanjutnya.

Peluang Inggris untuk setidaknya melaju ke final terbuka lebar. Apalagi, lawan mereka selanjutnya hanyalah tim-tim kuda hitam. The Three Lions akan menghadapi Swedia di perempat final. Lalu, mereka ditunggu pemenang duel Kroasia vs Rusia di semifinal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya