Poros Baru Sepakbola Dunia Bernama Kroasia

Timnas Kroasia di Piala Dunia 2018
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA – Usai lepas dari Yugoslavia dan menyatakan kemerdekaan pada 25 Juni 1991, Kroasia sudah menetapkan kebijakan politiknya di dunia internasional. Mereka memilih untuk bersikap netral dan fokus pada bantuan perdamaian serta membantu program sosial di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Hasil Lengkap: Timnas Indonesia Cuma Imbang, Jerman Dibekuk Austria

Isu politik yang sensitif jarang terdengar di Kroasia. Pemerintah Kroasia memang punya kebijakan politik yang berbeda.

Ada dua fokus yang dikembangkan oleh pemerintah Kroasia. Keduanya adalah wisata dan sepakbola.

Hasil Lengkap Sepakbola: Timnas Spanyol dan Kroasia Pesta Gol, Portugal Menang Tipis

Kroasia memang memiliki banyak situs wisata yang luar biasa. Pun, banyak kuliner menarik yang tersedia di negara dengan populasi penduduk sebanyak 4 juta lebih itu.

Salah satu situs wisata yang paling terkenal adalah Adriatic Coast, di kota Dubrovnik. Di sini, Anda bisa melihat pemandangan yang begitu luar biasa. Saking indahnya, Adriatic Coast sempat dipakai untuk lokasi syuting Game of Thrones.

Girangnya Benteng Baru Manchester City Tak Hadapi Haaland Lagi

Untuk sepakbola, Kroasia memang punya fokus tersendiri di sana. Pesepakbola atau atlet lainnya, dikutip The Guardian, bakal menyandang status "pahlawan" atau "pejuang".


Secara sosial, mereka begitu dihormati di Kroasia. Maka tak aneh jika banyak bocah yang bermimpi menjadi atlet atau pesepakbola. Sebab, pemerintah mereka sangat menghargai profesi tersebut.

Dan, semua berangkat dari prestasi yang dicatat Kroasia pada Piala Dunia 1998. Di era Davor Suker cs, Kroasia sukses menembus semifinal.

Sayangnya, mereka kalah dari Prancis. Meski kalah, para pemain Kroasia nyatanya tetap mendapatkan penghormatan khusus dari warganya saat pulang. Apalagi, prestasi itu diraih dalam partisipasi pertama di Piala Dunia.

Orang dewasa hingga anak-anak turun ke jalan demi menyambut "pahlawan" mereka. Dari sinilah, banyak anak yang terobsesi untuk menjadi pemain sepakbola profesional.

Hingga akhirnya, posisi sepakbola dalam kehidupan sosial Kroasia, juga menjadi agama, sama dengan di Brasil. Jadi, semakin banyak orang tua yang ingin anak-anaknya menjadi pesepakbola profesional.

Pemerintah Kroasia juga sadar, mereka memiliki banyak pemain dan talenta hebat. Makanya, sepakbola menjadi salah satu fokus mereka.

"Kemenangan dalam sepakbola meningkatkan rasa bangga atas identitas nasional. Rasanya sama seperti sebuah perang," kata Presiden pertama Kroasia, Franjo Tudman, dikutip The Guardian.

Final Piala Dunia Adalah Mukjizat

Meski pemerintah fokus pada sepakbola dan banyak anak berminat untuk berkecimpung di dalamnya, infrastruktur untuk pengembangan usia dini di Kroasia nyatanya masih jauh dari kata memuaskan. Hingga kini, Kroasia masih bergantung pada Dinamo Zagreb, sebagai klub terkaya di dalam negeri, untuk urusan pengembangan usia dini.

Banyak pemain hebat Kroasia yang dilahirkan di sini macam Luka Modric, Dejan Lovren, Sime Vrsaljko, Mario Mandzukic, dan Mateo Kovacic. Mereka lahir karena bergabung dengan akademi Dinamo yang memang sudah dilengkapi berbagai fasilitas kelas satu di Kroasia.

Belum didukung fasilitas wah, hanya bermodal genetik, kebanggaan, rasa ingin mencari kejayaan, dan berkah Tuhan, menjadi modal utama bagi Kroasia lolos ke final Piala Dunia. Keajaiban bisa lolos ke final, boleh dibilang demikian, karena lawan mereka, Inggris, nyatanya lebih maju dalam urusan pembinaan usia dini.

Tapi, sepakbola bukan sekadar teknologi atau sains. Kekuatan mental juga berbicara. Untuk urusan ini, Kroasia yang lebih unggul ketimbang Inggris. Jadi, wajar mereka mampu menjadi finalis di Piala Dunia 2018. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya