Berebut Gengsi di Fase Grup Liga Champions

Para pemain Juventus merayakan gol Mario Mandzukic (kedua dari kanan)
Sumber :
  • Twitter/@Juventusfcen

VIVA – Situasi berbeda terjadi di matchday pamungkas Grup E hingga H Liga Champions. Mayoritas penghuni empat grup tersebut sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar Liga Champions.

Prediksi Serie A: Lazio vs Juventus

Hanya Olympique Lyon dan Shakhtar Donetsk yang berebut satu tiket lolos dari Grup F. Sisanya, macam Bayern Munich, Ajax Amsterdam, Manchester City, Real Madrid, AS Roma, Juventus, dan Manchester United, sudah memastikan diri lolos.

Fokus tujuh tim tersebut adalah berlomba demi finis sebagai juara grup.

Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

Grup E, Bayern masih bisa tergeser posisinya oleh Ajax. Saat ini, Bayern masih memimpin klasemen sementara, namun hanya unggul dua angka.

Sementara, di Grup G, Madrid sebenarnya hampir dipastikan keluar sebagai juara grup. Mereka mengoleksi 12 poin.

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

Andai kalah, dan Roma menang, Madrid masih sulit digeser. Sebab, selisih gol mereka begitu bagus, yakni +10. Sedangkan, Roma cuma +4.

Persaingan yang lebih menarik ada di Grup H. Juve dan MU cuma berselisih dua poin. Keduanya bakal berlomba untuk bisa mengamankan posisi di matchday pamungkas Liga Champions.

Tapi, ditinjau dari skema di matchday pamungkas, Juve tampaknya lebih diunggulkan untuk menyabet status juara Grup H. Sebab, Juve hanya berhadapan dengan Young Boys. Sedangkan, MU harus bertandang ke Mestalla, markas Valencia.

Pemain Juventus merayakan kemenangan atas Fiorentina

"Kami main untuk meraih kebanggaan, gengsi. Berharap bisa menang di laga terakhir yang begitu berpotensi dan memberikan hadiah kepada fans atas semangat yang mereka tularkan ke kami," kata pemain Young Boys, Michel Aebischer, dilansir Football Italia.

Di awal, Michel mengaku Young Boys tampil kurang percaya diri. Inilah yang membuat klub macam Juve dan MU bisa meraih kemenangan atas Young Boys.

"Kami sekarang sadar, bisa bersaing. Jika bermain dengan performa terbaik, kami bisa mendapat kepuasan," jelas Michel.

Madrid Bisa Santai

Di matchday pamungkas, Madrid adalah tim yang paling santai di Grup G. Cuma satu poin saja, Madrid akan mengamankan status juara grup.

Secara kualitas tim, Madrid bisa melakukannya. Apalagi, mereka main di Santiago Bernabeu.

Pun, Madrid punya semangat untuk mengakhir perjalanan mereka di fase grup Liga Champions.

Arsitek Los Blancos, Santiago Solari, menyatakan timnya saat ini hanya punya satu target, yakni menang di setiap pertandingan yang mereka lakoni, apa pun ajangnya.

"Prioritas kami, LaLiga atau Liga champions? Dua ajang itu ditambah Copa del Rey serta Piala Dunia Klub. Kami harus melakoni semua kompetisi dengan baik. Kami juga wajib berusaha demi meraih apa yang diinginkan," tegas Solari dikutip situs resmi UEFA.

Pelatih Real Madrid, Santiago Solari

Meski menyatakan Liga Champions sebagai prioritas, Solari tampaknya tak terlalu berambisi untuk menang melawan CSKA. Buktinya, dia memutuskan untuk melakukan rotasi pemain lantaran Madrid sudah dipastikan berlaga di fase gugur.

Setidaknya ada dua pemain bintang yang akan diisitirahatkan. Yakni, Marcelo dan Toni Kroos.

Solari juga mengambil kebijakan untuk membawa satu pemain Castilla, yakni Cristo. Dengan ini, kemungkinan banyak pemain muda yang akan dimainkan oleh Solari di laga lawan CSKA.

ManCity Krisis di Laga Formalitas

Pertandingan melawan TSG Hoffenheim memang hanya berlabel formalitas bagi ManCity. Namun, pertandingan ini juga bisa menjadi pertaruhan harga diri bagi ManCity.

Kalah, maka itu akan jadi hasil memalukan bagi mereka. Terlebih, ManCity harus main di kandang sendiri, Etihad Stadium.

Sayangnya, menghadapi laga pertaruhan gengsi, ManCity malah dilanda krisis pemain.

The Citizens cuma memiliki 15 pemain bintang yang fit. David Silva, Fernandinho, Kevin de Bruyne, Sergio Aguero, dan Danilo, harus menepi karena cedera.

Penyerang Manchester City, Sergio Aguero

"Kami cuma punya 15 pemain. Silva mengalami masalah di ototnya dan harus beristirahat beberapa hari. Sedangkan, Sergio mungkin baru bisa main di akhir pekan," ujar manajer ManCity, Pep Guardiola.

Makin buruk, karena ManCity punya modal negatif saat jamu Hoffenheim. Mereka baru saja kalah dari Chelsea dengan skor 0-2.

"Kalah menjadi hal yang biasa. Malah, justru aneh jika kami tak kalah. Saya tak punya argumen negatif kepada pemain. Pengamatan saya soal ini adalah kualitas dari lawannya. Kekalahan itu adalah bagian dari proses, kami mencoba berkembang," terang Guardiola.

Kekalahan dari Chelsea, disebut winger ManCity, Leroy Sane, justru menjadi motivasi untuk lebih baik di setiap pertandingan. Sane pun siap menumpahkan segala amarah di laga melawan Hoffenheim demi mencari obat luka akibat kekalahan dari Chelsea.

"Tim ini makin haus akan kemenangan," tegas Sane.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya