FIFA: Piala Dunia 2022 Harus 48 Negara

Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Sumber :
  • FIFA.com

VIVA – Presiden FIFA, Gianni Infantino, berharap peserta putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar bertambah menjadi 48 negara. Hal tersebut Infantino ungkapkan ketika menghadiri Konferensi Olahraga Internasional di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Rabu, 2 Januari 2019.

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Sebelumnya, Qatar sempat menolak ide tersebut karena tidak mampu menyiapkan infrastruktur tambahan apabila Piala Dunia 2022 diikuti 48 negara.

Namun, Infantino mengatakan bahwa seluruh federasi sepakbola nasional di dunia telah menyetujui penambahan kontestan di putaran final Piala Dunia. Dan, Infantino ingin keputusan penambahan peserta ini bisa menemui titik terang sebelum undian kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Maret 2019 nanti.

Media AS Sorot Kemenangan Timnas Indonesia Atas Vietnam: Patut Mendapat Pujian

Infantino pun telah meminta kepada negara-negara di Teluk Arab untuk menunjukkan kebijaksanaan dan hati besar untuk merealisasikan rencana ini. Sebab, negara tetangga seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memboikot hubungan diplomatik dan perdagangan terhadap Qatar pada Juni 2017 yang membuat sulit prospek penambahan tuan rumah.

FIFA memang telah mempunyai keputusan pada tahun 2017 untuk menambah peserta Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim mulai dari 2026. Tapi, sejak itu, Infantino telah mempertimbangkan kemungkinan perubahan tersebut di tahun 2022.

2 Pemain Timnas Indonesia Ini Pernah Hancurkan Skuad Erik Ten Hag

"Jika Anda pikir itu adalah hal yang baik untuk menambah peserta Piala Dunia menjadi 48 tim, mengapa tidak mencoba empat tahun sebelumnya. Itu sebabnya kami menganalisis apakah mungkin untuk mengambil keputusan penyelenggaraan dengan 48 tim pada tahun 2022," kata Infantino, seperti dikutip SBS News, Rabu, 2 Januari 2019.

"Piala Dunia akan berlangsung di Qatar dengan 32 tim. Namun, jika kami dapat menambahnya menjadi 48 tim dan membuat dunia bahagia, kami harus mencobanya," sambungnya.

Qatar pun menegaskan tidak akan menyetujui keputusan ini sebelum ada rincian studi kelayakan dari FIFA. Studi tersebut diharapkan dapat menemukan solusi mengenai aspek penjadwalan, jumlah tempat yang dibutuhkan, lokasi latihan, dan berapa banyak pertandingan per hari yang akan dimainkan dalam format baru tersebut. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya