- Twitter/@premierleague
VIVA – Kubu Manchester City menuding ada tekanan dari Real Madrid dan sejumlah klub besar Eropa lainnya terhadap UEFA. Tekanan ini yang membuat UEFA menghukum ManCity karena dianggap melanggar FFP (Financial Fair Play).
Dalam artikel yang ditulis Matt Slater untuk Athletic, seperti dikutip as.com, Kamis 20 Februari 2020, sumber dalam City mengklaim ada campur tangan sejumlah klub elite Eropa dalam keputusan UEFA ini.
Beberapa klub besar tersebut adalah Real Madrid dan Bayern Munich. Tidak hanya itu, ada beberapa klub Inggris yang juga dituding 'bermain' hingga keluarnya hukuman berat buat Manchester City ini.
Baca juga: Premier League Diminta Berani Mendegradasi Manchester City
Seperti diberitakan sebelumnya, ManCity telah dijatuhkan hukuman oleh UEFA berupa skorsing tampil di kancah Eropa selama 2 musim ke depan, Jumat pekan lalu. ManCity dianggap terbukti melakukan pelanggaran serius terhadap aturan FFP (Financial Fair Play).
Tidak hanya itu, The Citizens juga diharuskan membayarkan denda sebesar 30 juta Euro (Rp445 miliar). Namun, menurut laporan BBC, ManCity masih bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Pihak ManCity sudah mengeluarkan pernyataan merespons keputusan UEFA tersebut. Raksasa Premier League itu sangat kecewa, tapi tidak terkejut. Klub besutan Pep Guardiola itu menegaskan akan mengajukan banding ke CAS.
ManCity menduga, kepala penyelidik UEFA terburu-buru memutuskan hasil dan sanksi secara terbuka terkait kasus yang menimpa mereka pada Desember 2018. Padahal, penyelidikan sama sekali belum dimulai.
"Kelanjutan proses ini cacat dan konsistensi UEFA patut diawasi. Ada sedikit keraguan dalam hasil putusan ini. Klub telah secara resmi mengeluh kepada badan disiplin UEFA dan sudah divalidasi oleh keputusan CAS," bunyi pernyataan resmi ManCity tersebut.
Baca juga: Premier League Diminta Berani Mendegradasi Manchester City
Menurut ManCity, UEFA telah mengadili mereka tanpa bukti yang kuat. Sebab, UEFA seperti merekayasa kasus ini agar ManCity mendapatkan hukuman
"Klub akan mengejar penilaian yang tidak memihak secepat mungkin. Pada tahap pertama, akan memulai proses dengan Pengadilan Arbitrase Olahraga karena ini kesempatan paling awal."