Imbas Corona, Pesepakbola Terancam Masuk ke Lembah Hitam

Legenda Timnas Inggris, Paul Gascoigne
Sumber :
  • Standard

VIVA – Wabah virus corona COVID-19 yang mendunia berdampak negatif pada kelangsungan kompetisi sepakbola secara global. Kondisi ini membuat para pesepakbola terancam masuk ke lembah hitam.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Semakin meluasnya penyebaran COVID-19 membuat berbagai kompetisi sepakbola di dunia harus ditunda. Piala Eropa dan Copa America jadi korban terbaru dan ditunda pelaksanaannya hingga 2021.

Sebelumnya, sejumlah kompetisi seperti Premier League, Serie A, LaLiga, Bundesliga, termasuk Liga 1 Indonesia sudah ditangguhkan sementara. Kondisi ini membuat para pesepakbola yang terlibat di dalamnya sementara menjadi 'pengangguran' dan tanpa arah.

Prediksi Pertandingan Premier League: Brighton vs Manchester City

Situasi tersebut, diungkapkan psikolog olahraga, Steve Pope, bisa menjadi ancaman bagi para pesepakbola. Sebab, mereka berpeluang mencari jalan lain untuk mengisi kekosongan ini.

Dikhawatirkan, sejumlah pemain, terutama dengan label bintang, memilih untuk bermabuk-mabukan, berjudi, dan memakai obat-obatan terlarang demi menghilangkan stress. Sebab, rutinitas berlatih dan bertanding di tiap pekannya kini tak berjalan.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Manchester United vs Sheffield United

Buktinya, sejauh ini sudah ada 50 pesepakbola yang menghubunginya untuk meminta saran dalam menjalani hari-hari tanpa pertandingan.

"Pesepakbola, terutama yang terkenal, butuh jadwal pasti untuk bermain di hadapan penonton. Mereka perlu jadwal latihan dan perencanaan untuk laga berikutnya," ujar Pope dikutip The Sun.

"Dalam banyak hal, mereka adalah orang yang obsesif. Mereka melakukan hal yang sama hari demi hari dan hidup akan terasa berbeda tanpa melakukan itu," jelasnya.

Pope mencontohkan kasus ini ketika dia bekerja dengan Paul Gascoigne saat membela Lazio. Pria yang akrab disapa Gazza itu mengakui sangat aneh ketika tak ada kegiatan. Dan akhirnya dia mencari cara lain untuk menyenangkan diri. Untuk kasus Gazza, dia memilih untuk 'bersahabat' dengan minuman keras.

Ditambahkan Pope, pemain bintang sangat senang untuk menjadi pusat perhatian. Terlebih, ketika mereka bisa mencetak gol dan menjadi penyelamat di laga tersebut. Maka itu, kekosongan ini membuat mereka sangat rentan untuk berjalan di jalur yang salah.

"Saya ingat ketika bekerja dengan Gascoigne. Dia mengatakan kepada saya bahwa kebanyakan orang tidak bisa membayangkan bermain di depan 60 ribu penonton lalu pulang ke apartemen kosong," ucap Pope.

"Gazza mengatakan keluar di akhir pekan wajib hukumnya. Tapi, ketika muncul rasa bosan, cemas, dan depresi, dia akan mencari cara menyenangkan diri untuk menjauh dari kehampaan," lanjut dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya