- Dream Team
VIVA – Sejak digulirkannya kembali Bundesliga pada pertengahan Mei lalu, Bayern Munich langsung menunjukkan dominasinya dalam kompetisi kasta tertinggi Jerman ini. Tak cuma itu, Die Roten juga memiliki pujaan baru dalam diri Alphonso Davies.
Ya, pemain 19 tahun itu mencuri perhatian sejak diturunkan Hansi Flick sebagai pilihan utama di posisi bek kiri. Tanpa disangka, dia memiliki potensi yang terpendam.
Bahkan, di laga kontra Fortuna Duesseldorf yang dilangsungkan dini hari tadi, Davies kembali mempertontonkan kebolehannya. Dia membuat kagum mata yang melihat dengan kecepatan larinya yang mencapai 35,4 km/jam.
Tapi, tahukah Anda jika sebelum bersinar di Bayern, Davies bisa saja menjadi bintang Premier League?
Momen itu tercipta sekitar tiga tahun lalu. Kala itu, Davies masih berusia sekitar 16 tahun dan sudah menunjukkan potensi besarnya bersama klub Vancouver Whitecaps di MLS.
Menyadari bakat Davies, sang agen, Dave Baldwin mendapatkan tawaran dari Swansea City. Bahkan, The Swans sudah sangat dekat dengan transfer tersebut.
Pengamatan pemandu bakat Swansea cukup jeli melihat potensi Davies. Sayangnya, transfer ini tak terjadi lantaran terbentur izin kerja. Dia adalah warga Liberia yang memiliki paspor Kanada.
Kebetulan, peringkat FIFA Kanada juga tak di papan atas sehingga menyulitkan negosiasi untuk terus dilanjutkan. Akhirnya, proses ini berujung kekecewaan dan Davies gagal menancapkan namanya di Premier League seperti dikutip The Sun.
Nasibnya berubah pada Januari 2019 setelah diboyong oleh Bayern seharga £10 juta. Kini, dia menjadi pujaan baru Allianz Arena dengan segala potensi yang dimilikinya sebagai bek masa depan.
Bayern kabarnya langsung mematok Davies dengan harga tinggi sekitar £100 juta bagi klub yang ingin membajaknya.
