- Daily Mirror
VIVA – Manchester United begitu tragis nasibnya di Liga Champions. Mereka tersingkir lebih awal, meski pada awalnya tampil moncer.
Begitu lekat dalam ingatan, bagaimana MU mengawali kiprah di Liga Champions musim ini. Duel dengan Paris Saint-Germain di Parc des Princes, 20 Oktober 2020 silam, diawali dengan kemenangan dengan skor 2-1.
Sensasi berlanjut saat MU mengalahkan Red Bull Leipzig dengan skor telak, 5-0. Banyak yang memprediksi, Setan Merah bisa melaju mulus dengan dua kemenangan besar itu.
Tapi, usai dua kemenangan tersebut, MU malah loyo. Secara memalukan, mereka dikalahkan oleh Istanbul Basaksehir dengan skor 1-2.
MU sempat balas kekalahan tersebut dengan membantai Basaksehir, 4-1. Tapi, mereka malah loyo lagi saat menjamu PSG di Old Trafford.
Mereka kalah dengan skor 1-3. Dari sinilah mimpi buruk MU muncul. Sebab, dengan kekalahan tersebut, bersamaan dengan kemenangan Leipzig atas Basaksehir, posisi tiga tim jadi seimbang.
- twitter.com/ChampionsLeague
Ada MU, PSG, dan Leipzig, yang mengoleksi sembilan poin di Grup H. Tetap, MU memimpin klasemen Grup H karena unggul selisih gol.
Sebelum duel melawan Leipzig, MU sudah menguasai klasemen Grup H selama dua bulan lebih. Tapi, MU malah berakhir tragis.
Menghadapi Leipzig, mereka harus menelan kekalahan. Prosesnya juga memalukan.
Dua gol langsung bersarang saat laga baru berusia 13 menit. Mereka lalu kebobolan gol ketiga di menit 69. MU telat panas dan baru bisa menjebol gawang Leipzig dua kali, di penghujung laga.
Dengan kekalahan 2-3, MU dipastikan tersingkir. Mereka terlempar ke Liga Europa karena kalah secara head to head dari PSG.
