Kaleidoskop 2021: Ledakan Chelsea dan Italia, Turbulensi Karier Messi

Lionel Messi meraih Ballon d'Or 2021
Sumber :
  • twitter.com/francefootball

VIVA – 2021 mungkin bakal diingat sebagai salah satu tahun paling bersejarah dalam sepakbola dunia. Bagaimana tidak, berbagai momen besar terjadi di tahun kedua dunia berjalan di tengah pandemi COVID-19.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Dengan berbagai penyesuaian protokol kesehatan, pertandingan tetap dapat dilangsungkan demi keberlangsungan kompetisi sepakbola baik di Eropa maupun belahan dunia lainnya.

Hasilnya, beberapa kompetisi yang sebelumnya ditunda dapat berjalan di tahun ini. Salah satu turnamen besar yang sempat tertunda pelaksanaannya adalah Euro 2020. Meski berjalan setahun setelahnya, tapi gelaran turnamen tertinggi antarnegara Eropa ini tetap menghadirkan keseruan dan kejutan yang bakal diingat oleh para pencinta sepakbola.

Prediksi Semifinal Piala FA: Manchester City vs Chelsea

Bagaimana tidak, Timnas Italia yang awalnya tak terlalu dianggap berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Timnas Inggris lewat adu penalti. Sebuah kekecewaan besar bagi The Three Lions lantaran partai final digelar di kandangnya, Wembley Stadium.

Momen yang juga bakal diingat dari 2021 adalah kala Lionel Messi berhasil meraih trofi internasional pertamanya bersama Timnas Argentina. La Albiceleste mengalahkan Timnas Brasil di final Copa America 2021.

Bom Transfer Arsenal! Arteta Siap Rekrut Bintang Chelsea Idamannya

Kesuksesan tersebut dirasa makin lengkap oleh Messi yang juga meraih Ballon d'Or ketujuhnya di tahun ini. Meski, dia juga diliputi kekecewaan setelah kontraknya bersama Barcelona habis dan tak bisa diperpanjang. Membuatnya harus hijrah dan kini membela Paris Saint-Germain.

Masih ada kejadian menghebohkan lainnya di sepakbola sejagat yang terjadi sepanjang tahun ini dan telah dirangkum dalam kaleidoskop 2021. Berikut 5 di antaranya:

1. Musim Gemilang Chelsea Kembali Raih Trofi Liga Champions

Chelsea berhasil keluar sebagai juara Liga Champions di tahun ini. The Blues mengalahkan sesama tim Inggris, Manchester City di partai final yang digelar di Estadio do Dragao, Portugal, Mei silam.

Klub kebanggaan London Barat itu menjadi pemenang berkat gol tunggal Kai Havertz. Ini jadi kedua kalinya The Blues mengangkat 'Si Kuping Besar' sepanjang sejarah klub.

Chelsea juara Liga Champions 2020/21.

Photo :
  • twitter.com/ChampionsLeague

Jika ditilik ke belakang, kesuksesan yang diraih Chelsea ini tak didapat dengan mudah. Terjadi banyak turbulensi di dalam tubuh klub sepanjang musim 2020/21.

Di paruh musim pertama, mereka masih dipimpin oleh manajer Frank Lampard. Namun, lantaran performa yang naik-turun, pria asal Inggris itu pun dipecat pada Desember 2020 dan Chelsea kemudian menunjuk Thomas Tuchel sebagai penggantinya. Meski begitu, Lampard berhasil mengantarkan The Blues menjadi juara Grup E.

Ternyata, pergantian manajer membuat penampilan Timo Werner cs semakin menanjak. Buktinya, mereka mampu tancap gas di fase gugur dengan menyingkirkan Atletico Madrid, Porto, dan yang paling menghebohkan adalah Real Madrid.

Puncaknya, The Blues menekuk ManCity di partai pamungkas lewat gol tunggal yang dipersembahkan Havertz. Hebatnya, itu merupakan gol pertama sang pemain di kompetisi ini.

"Saya tak pernah membayangkan sebagai pelatih muda bahwa saya bisa memegang piala ini dan kami bermain dua kali di final yang mana hari ini bisa kami menangkan," kata Tuchel.

Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh Christian Pulisic dan Mason Mount. Raihan ini membuat mereka yakin telah berkarier di klub yang tepat.

‘Saya sangat bangga. Saya sangat bangga berada di sini. Ini adalah jalan yang sulit bagi saya, dan saya tidak dapat membayangkan memenangkan Liga Champions dalam hidup saya, dan sekarang saya di sini," ujar Pulisic.

"Saat ini, kami adalah tim terbaik di dunia. Anda tidak dapat mengambilnya dari kami. Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Itu tidak mungkin," timpal Mount.

Tak hanya Liga Champions, The Blues juga melengkapinya dengan torehan gelar Piala Super Eropa usai menundukkan Villarreal juga melalui adu penalti.

Mereka juga sukses mengakhiri musim di urutan keempat setelah sebelumnya sempat terlempar dari zona Liga Champions.

2. Ledakan Timnas Italia Akhiri Puasa Gelar Euro

Timnas Italia juara EURO 2020.

Photo :
  • Twitter/@EURO2020

2021 juga menjadi tahun bersejarah bagi turnamen Euro 2020. Bagaimana tidak, kejuaraan ini sempat terombang-ambing pelaksanaannya akibat pandemi COVID-19.

Sejatinya, Euro 2020 dijadwalkan berlangsung pada musim panas 2020. Namun, turnamen ini akhirnya terselenggara setahun setelahnya.

Meski begitu, formatnya tetap berjalan sesuai rencana awal. Di mana turnamen ini berlangsung di 11 negara sebagai tuan rumah sebagai perayaan 60 tahun berjalannya kejuaraan empat tahunan ini, yakni Inggris, Italia, Jerman, Azerbaijan, Rusia, Hungaria, Spanyol, Romania, Belanda, Skotlandia, dan Denmark.

Turnamen ini juga jadi yang pertama memperbolehkan penonton untuk hadir langsung di stadion di masa pandemi COVID-19. Membuat gelaran Euro 2020 semakin meriah.

Italia yang turun sebagai salah satu tuan rumah telah menunjukkan mental juaranya sedari awal turnamen. Tergabung di Grup A, Gli Azzurri menyapu bersih kemenangan di fase grup dengan melibas Turki, Swiss, dan Wales.

Mereka pun lolos dengan status sebagai juara Grup A. Italia juga jadi tim pertama yang memastikan langkahnya di babak 16 besar.

Ujian Italia baru dimulai saat memasuki babak perdelapan final. Pasukan Roberto Mancini bersua Austria yang tampil cukup spartan sepanjang fase grup.

Benar saja, mereka harus melewati babak tambahan waktu sebelum memastikan kemenangan 2-1. Mental juara Italia semakin  teruji saat berhasil menumbangkan Belgia juga dengan skor serupa.

Melaju ke semifinal, Gli Azzurri menghadapi musuh bebuyutannya, yakni Spanyol. Benar saja, Federico Chiesa cs harus menjalani babak adu penalti sebelum memastikan tiket ke partai puncak.

Italia kembali diremehkan lantaran harus menghadapi Inggris di laga pamungkas. Situasi itu harus dihadapi Leonardo Bonucci cs dikarenakan partai final digelar di Wembley Stadium, yang notabene markas The Three Lions.

Sempat tertinggal lebih dulu oleh gol Luke Shaw di menit kedua, Italia membalas melalui tandukan Bonucci di babak kedua. Duel pun berlanjut hingga memasuki babak tos-tosan.

Nyatanya, Italia tampil lebih digdaya. Meski dihuni banyak pemain gaek, Italia menunjukkan jika mereka pantas menjadi juara.

Mereka pun berhasil membawa pulang trofi Euro 2020 dan mengakhiri puasa gelar di turnamen antarnegara Eropa yang sudah bertahan selama 53 tahun.

Torehan gelar Italia semakin lengkap setelah Gianluigi Donnarumma terpilih sebagai pemain terbaik di turnamen ini.

Sang pelatih, Roberto Mancini, sampai tak bisa menutupi kebahagiaannya. Dia terlihat menangis menyaksikan kesuksesan Italia.

"Itu adalah emosi yang terjadi setelah mencapai sesuatu yang luar biasa, melihat para pemain merayakan, dan para penggemar yang juga merayakan di tribun," katanya, seperti dikutip ESPN, Senin 12 Juli 2021. 
"Itu adalah hal yang berhasil kami ciptakan, semua pekerjaan yang telah kami lakukan selama tiga tahun terakhir dan khususnya dalam 50 hari terakhir yang sulit," ucapnya.

Nantinya, Italia akan berhadapan dengan juara Copa America 2021, yakni Argentina.

3. Lionel Messi Patahkan Kutukan Bersama Timnas Argentina

Tak hanya Eropa yang menggelar Euro 2020, di belahan dunia lain, tepatnya di Amerika Selatan, CONMEBOL juga menggelar Copa America 2021. Turnamen ini akhirnya diselenggarakan di Brasil setelah Argentina batal menjadi tuan rumah.

Timnas Argentina juara Copa America 2021.

Photo :
  • Twitter/@Argentina

COVID-19 jadi penyebab tuan rumah berpindah ke Brasil. Namun, malah La Albiceleste yang bersinar di turnamen ini.

Datang sebagai unggulan, Tim Tango mengakhiri fase grup sebagai pemuncak Grup A dengan 10 poin. Mereka melibas Uruguay, Paraguay, dan Bolivia. Satu laga lainnya imbang melawan Chile.

Brasil pun demikian di Grup B. Tim Samba menundukkan Peru, Kolombia, dan Venezuela. Hanya Ekuador yang bisa menahan imbang Brasil sehingga sama-sama mengoleksi 10 poin.

Di fase knockout, Argentina tampil apik dengan menghancurkan Ekuador. Brasil juga bisa menumbangkan Chile.

Barulah di semifinal, kedua tim harus bekerja keras memetik kemenangan. Tim asuhan Lionel Scaloni harus melewati adu penalti sebelum membekuk Kolombia dan meraih tiket final. Sementara, Seleccao mengalahkan Peru.

Duel Brasil kontra Argentina yang merupakan final idaman akhirnya terwujud. Pada akhirnya, Sergio Aguero cs yang bersorak di kandang lawan setelah gol tunggal Angel Di Maria mengantarkan Tim Tango juara Copa America 2021 di Maracana Stadium.

Keberhasilan ini jelas dirasakan dengan amat suka cita oleh Argentina. Bagaimana tidak, La Albiceleste akhirnya mampu menyudahi puasa gelar Copa America selama 28 tahun setelah terakhir kali mengangkat trofi pada edisi 1993 silam.

Tak hanya itu, kesuksesan ini juga melepas beban berat Messi yang sebelumnya seakan dikutuk jika tampil bersama Timnas Argentina. Setelah lima kali masuk final (termasuk Piala Dunia 2014), akhirnya pemain 34 tahun itu bisa memberikan trofi untuk Argentina.

Dia juga melengkapi kebahagiaannya dengan menjadi top skor lewat torehan empat gol dan terpilih menjadi pemain terbaik turnamen tersebut.

“Leo sangat bersemangat, dia adalah orang yang paling membutuhkannya. Dia sudah memenangkan banyak gelar, tetapi dia tahu bahwa satu gelar dengan tim nasional akan memberinya kegembiraan ekstra untuk lebih tenang dan santai," ujar Aguero dikutip dari Barcablaugranes.com, Rabu 14 Juli 2021.

"Dia pantas mendapatkannya. Dia sangat senang. Kami menyadari bahwa kebahagiaannya adalah kebahagiaan kami,” tambahnya.

4. Perpisahan Lionel Messi dengan Barcelona

Kebahagiaan Messi bersama Timnas nyatanya berbanding terbalik dengan raihannya di klub. 2021 jadi penanda berakhirnya kebersamaan sang megabintang dengan Barcelona.

Lionel Messi perpisahan dengan Barcelona

Photo :
  • twitter.com/FCBarcelona

Diketahui, kontrak Messi bersama Barca memang telah berakhir pada 30 Juni lalu. Namun, kedua belah pihak telah melakukan negosiasi ulang demi memperpanjang masa baktinya di Camp Nou.

Sejatinya, kesepakatan telah tercapai. Messi bahkan sudah setuju untuk memangkas gajinya hingga 50 persen dari yang seharusnya.

Namun, bak petir di siang bolong, kesepakatan ini terpaksa dibatalkan ketika klub sudah bersiap mengumumkan secara resmi. Pasalnya, kelanjutan kerja sama antara Messi dengan Barcelona terbentur aturan LaLiga.

Dalam aturan LaLiga, jumlah gaji yang harus dibayarkan sebuah klub adalah sebesar 70 persen dari pemasukan. Sedangkan Barcelona sudah menghabiskan 100 persen lebih dari pemasukannya untuk membayar gaji para pemain.

Nah, untuk musim ini Barcelona punya batasan anggaran gaji senilai £138 juta (Rp2,7 triliun), menurut laporan The Athletic. Jumlah ini kurang dari seperempat batas gaji mereka musim 2019/2020 di angka £579 juta.

Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi untuk sebuah klub olahraga. Pengurangan besar batas gaji itu karena Barcelona saat ini berada dalam kesulitan keuangan.

Lionel Messi resmi gabung PSG

Photo :
  • PSG

Messi pun terpaksa pergi dan memutuskan bergabung dengan Paris Saint-Germain. Dia dikontrak selama dua tahun dan memakai nomor punggung 30.

5. Kontroversi Ballon d'Or Ketujuh Messi

2021 memang tak bisa lepas dari Messi. Menjelang akhir tahun pun, namanya masih jadi bahasan.

Setelah juara Copa America dan meninggalkan Barcelona, Messi kembali menghiasi pemberitaan dunia usai resmi menyabet Ballon d'Or di tahun ini. Raihan tersebut merupakan yang ketujuh dalam kariernya.

Kendati demikian, kali ini banyak pihak yang tak setuju dengan pemilihan Ballon d'Or. Pasalnya, ada pemain yang lebih layak menerimanya ketimbang pemain 34 tahun tersebut.

Lionel Messi

Photo :
  • Daily Star

Adalah Robert Lewandowski yang sejatinya lebih pantas muncul sebagai pemenang. Namun, kesempatan itu secara kejam dirampas oleh Messi dan France Football sebagai penyelenggara Ballon d'Or.

Tak ada yang lebih layak ketimbang Lewandowski. Dia seharusnya menerima trofi tersebut pada 2020 namun France Football membatalkan edisi tahun lalu akibat pandemi COVID-19.

Andaipun bukan Lewandowski, Jorginho masih lebih layak ketimbang Messi. Dia berperan besar membawa Chelsea dan Italia merajai Eropa. The Blues menjuarai Liga Champions dan Piala Super Eropa. Sementara Gli Azzurri sukses mengangkat trofi Euro 2020.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya