- Twitter/@LFC
VIVA – Bek Liverpool, Andrew Robertson, mengkritik tindakan polisi Prancis dalam menangani kerusuhan di final Liga Champions dengan menggunakan gas air mata untuk melerai para suporter yang terjebak di luar Stade de France.
Ribuan penggemar Liverpool melewatkan kick off final Liga Champions melawan Real Madrid, yang tertunda selama 36 menit karena masalah kemacetan yang mengakibatkan banyak orang terjebak di sekeliling stadion selama dua hingga tiga jam.
Suporter Liverpool.
- twitter.com/lfc
Namun, yang lebih memprihatinkan adalah cara pihak berwenang dalam menangani situasi tersebut.
Polisi Prancis di dalam pagar menggunakan gas air mata pada penggemar di luar setelah Gerbang Y, salah satu dari dua gerbang utama di jalan sempit yang diakses oleh sekitar 20.000 pendukung Liverpool, ditutup hingga satu jam menjelang kick off.
Penggemar Liverpool yang mengantre pun semakin frustrasi karena lamanya pemindaian tiket. Robertson mengungkapkan, banyak keluarga dan teman-teman pemain yang terjebak di insiden tersebut.
"Anda harus memiliki simpati karena ini dilemparkan ke Paris pada menit terakhir dengan semua yang terjadi di Rusia (pemindahan tempat final dari St. Petersburg setelah invasi Rusia ke Ukraina)," kata Robertson, seperti dikutip Herald Scotland, Minggu 29 Mei 2022.
"Tetapi, sebagai kompetisi UEFA, ini adalah pertandingan terbesar di dunia sepakbola dan harus diatur lebih baik."
"Hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi dan tentunya yang digunakan oleh otoritas tertentu juga tidak boleh terjadi."
"Saya pikir, hampir semua keluarga kami terpengaruh. Saya hanya bisa berbicara kepada keluarga saya, karena yang saya tahu mereka semua aman dan itu adalah prioritas saya. Saya juga berharap semua penggemar aman."
