- philboxing.com
VIVAnews - Sukses Filipina menembus semi-final AFF Suzuki Cup, Desember 2010, membuat sepakbola menjadi populer di negara tersebut. Karena itu, demi perkembangan sepakbola dalam negeri, pemerintah Filipina diminta membangun sebuah stadion berkelas internasional.
Apalagi, Filipina gagal melangkah lebih jauh karena dilipat Indonesia dalam pertandingan dua leg yang seluruhnya dimainkan di Jakarta. Hal itu terjadi karena stadion Filipina dianggap tidak representatif.
"Di babak semi-final, seharusnya The Azkals bermain di Filipina menghadapi Indonesia dalam laga kandang dan tandang. Sayang sekali AFF tidak menilai stadion Panaad, Bacolod City, memenuhi persyaratan," ujar anggota parlemen Rufus Rodriguez seperti dilansir Philstar.
Akhirnya, The Azkals harus kalah dari Indonesia dan gagal lolos ke final. Menurut Rufus, memang tidak ada jaminan Filipina bisa menang kalau bermain di negeri sendiri, tapi setidaknya keuntungan bermain di depan pendukung membantu tim.
"Ini menegaskan, Filipina butuh stadion sepakbola yang lebih besar dan lebih baik untuk memberikan tempat berlatih bagi Azkals serta bertanding di kancah internasional," jelasnya.
Dari lima stadion sepakbola yang ada di negara kepulauan tetangga Indonesia itu, Panaad adalah yang paling besar dengan kapasitas 20 ribu penonton.
Jumlah itu kalah jauh jika dibandingkan dengan Myanmar dan Kamboja sekalipun. Myanmar memiliki stadion Bogyoke Aung San yang mampu menampung 40 ribu penonton, sedangkan stadion Nasional Kamboja berkapasitas 50 ribu orang.
Rencana pembangunan stadion berkelas internasional diperkirakan akan menelan dana hingga 300 juta peso atau setara dengan kisaran Rp60 milyar lebih.
Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick
Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.
