Persaingan Kursi Presiden FIFA Memanas

Nurdin Halid (kiri) bersama Sepp Blatter & Mohammed Bin Hammam
Sumber :
  • PSSI

VIVAnews — Persaingan menjadi orang nomor satu di Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) mulai memanas. Rivalitas kini mengarah pada dua poros yang menjadi kandidat kuat yakni Sepp Blatter versus Mohamed bin Hammam.

Blatter yang saat ini menjabat Presiden FIFA akan mendapat tantangan kuat dari Bin Hammam yang saat ini menjabat sebagai Presiden Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).

Dan perang kata-kata mulai dilancarkan dua kubu. Kali ini serangan dilancarkan sekutu Blatter. Adalah Peter Velappan yang notabene merupakan mantan sekjen AFC yang justru kini berada di kubu Blatter.

Sosok yang menjadi orang penting di AFC dari 1978-2007 ini mengatakan organisasi FIFA akan hancur jika Hammam terpilih sebagai Presiden FIFA. Velappan juga menganggap majunya Hammam dalam bursa pencalonan presiden FIFA sebagai lelucon abad ini.

“FIFA akan kiamat jika Hammam menjadi presiden. Itu akan sangat merugikan sepakbola," ujar Velappan seperti dilansir yahoosport.

Velappan juga membeberkan borok Bin Hammam selama memimpin AFC selama ini. Pria asal Malaysia ini mengatakan jika kepemimpinan Bin Hammam seperti autokrat yang akan mematikan sendi demokrasi, transparansi dan integritas di FIFA.

“Hal-hal penting tidak dilakukan di AFC. Tidak ada demokrasi di AFC," tegas Velappan.

Tak sampai di situ, Velappan juga mengaku sangat yakin jika Bin Hammam akan menggunakan cara-cara kotor atau membeli suara untuk mendapatkan dukungan pada proses pemilihan presiden FIFA pada 1 Juni nanti di Zurich.

Terlepas dari tuduhan Velappan itu, Bin Hammam memang punya pamor kuat di Asia bahkan FIFA. Sosok Bin Hammam juga yang membuat Qatar terpilih sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022. (sj)

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024